Channel9.id-Jakarta. Setelah berminggu-minggu dilanda musim dingin yang kering, warga Italia dibuat khawatir dengan kekeringan, Senin (27/2). Hal ini juga diperkuat dengan pegunungan Alpen yang hanya dihujani salju kurang dari setengahnya, ungkap pernyataan dari aktivis dan peneliti lingkungan.
Ditambah lagi dengan penampakan kanal Venesia yang surut drastis. Warga Italia yang biasanya khawatir dengan meluapnya kanal Venesia, kini malah kesulitan karena gondola-gondola, perahu-perahu, dan bahkan ambulans yang biasa menggunakan kanal tersebut kini mati total.
Isu ini disebabkan oleh rangkaian faktor yang saling berkesinambungan, seperti rendahnya curah hujan, tingginya sistem tekanan, bulan purnama, dan arus laut.
Sungai dan danau di Italia saat ini sedang dilanda kekeringan parah, ungkap kelompok aktivis lingkungan Legambiente pada hari Senin. Mereka menyebutkan bahwa kekeringan itu lebih terasa di bagian utara.
Sungai Po, yang merupakan sungai terpanjang Italia, kini memiliki air 61% lebih sedikit dari biasanya pada tahun ini, tambah Legambiente.
Baca juga: Pengama: Eropa Masih Belum Kuat Membeking Ukraina Sendirian
Pada bulan Juli tahun lalu, Italia mengalami kekeringan terparahnya sejak 70 tahun lalu dan mendeklarasikan keadaan darurat di daerah sekitar Sungai Po, yang memberikan kontribusi sekitar sepertiga dari produksi pertanian Italia.
“Kita sedang dalam situasi defisit air yang parah sejak musim dingin 2020-2021,” kata pakar iklim lembaga penelitian ilmiah Italia CNR, Massimiliano Pasqui, dikutip dari Corriere della Sera.
“Kami perlu memulihkan sekitar 500mm volume air di daerah barat laut: yang kira-kira itu hujan selama 50 hari,” katanya.
Baca juga: Model Hong Kong Abby Choi Tewas Dimutilasi, Mantan Mertua Jadi Dalangnya, Ini Gara-Garanya
Volume air di Danau Garda di daerah utara Italia saat ini sedang turun drastis, yang sampai membuat warga dapat pergi ke pulau-pulau kecil di San Biagio via jalur darat.
(RAG)