Jejak Aksi Berdarah KKB di Tanah Papua (2)
Nasional

Jejak Aksi Berdarah KKB di Tanah Papua (2)

Channel9.id – Jakarta. Aksi kekerasan dan teror terus disebar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tanah air. Berondongan senjata milik KKB, aksi perkosaan, dan penganiayaan dilakukan terhadap warga sipil. Begitupun KKB menyerang anggota TNI dan anggota Polri.

Korban-korban bejatuhan. Korban warga sipil tewas dan terluka. Begitupun banyak anggota TNI dan anggota Polri sudah gugur. Gerombolan KKB terus melakukan aksi berdarah di tanah Papua.

Teror dan aksi kekerasan yang dilakukan gerombolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menimbulkan keresahan dan ketakutan warga masyarakat.

Jejak aksi kekerasan dan aksi berdarah KKB dapat direkam pula sejak tahun 2018 hingga 2021.

Bacs juga: Jejak Aksi Berdarah KKB di Tanah Papua (1)

16 Febuari 2018, gerombolan KKB menembak mobil LWB di mil 61 Timika. Akibat kekerasan itu mengakibatkan seorang karyawan PT KPI luka-luka.

Sebulan kemudian, 22 Maret 2018, aksi KKB menembak pesawat terbang Dimonim Air di Bandar Udara Kenyam, Kabupaten Nduga. Aksi nekat KKB itu menyebabkan kopilot luka-luka.

Aksi kelompok teror KKB kembali terulang 2 hari berikutnya. Pada 24 Maret 2018, teror KKB membakar bangunan sekolah SD, SMP dan Rumah Sakit di Banti. Beruntung dalam peristiwa pembakaran gedung sekolah itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Dalam melakukan aksi teror, anggota KKB tak segan-segan melakukan aksi perampokan dan sekakigus pemerkosaan. Peristiwa kekejaman itu dilakukan pada 13 April 2018. Kelompok KKB menyandera, merampok, dan memperkosa guru di Arwanop Tembagapura. Dalam aksi kekerasan itu delapan guru menjadi korban penganiayaan.

Penembakan pesawat kembali dilakukan oleh kelompok KKB. Aksi penembakan itu terjadi pada 25 Juni 2018. Kelompok KKB menembak pesawat terbang Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga. Seorang pilot mengalami luka-luka. Tiga orang meninggal, dan satu anak kecil luka bacok.

Belum berhenti sampai disitu, kelompok teroris KKB kembali memberondongkan tembakan pada 2 November 2018. Teror KKB menembaki warga di Kampung Popome, Distrik Mokoni, Kabupaten Lanny Jaya, mengakibatkan tukang ojek meninggal dunia.

Masih di tahun 2018, pada 12 November 2018 aksi teror Kelompok KKB kembali berulang. Kali ini kelompok teror itu menyerang tukang ojek di Kampung Yiwili, Distrik Wiringgambut, Kabupaten Lanny Jaya. Akibat serangan itu, seorang tukang ojek terluka.

Sebulan kemudian, pada 1-6 Desember 2018, aksi teror KKB membantai pekerja PT Istika Karya yang mengerjakan pembangunan Jembatan Kali Yigi-Kali Aurak di Jalan Trans Papua, di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. KKB juga menyerang Pos TNI di Mbua.

Dalam aksi brutal KKB di Jalan Trans Papua itu, 15 orang sipil meninggal dunia, satu selamat, tiga terluka tembak. Satu personel TNI AD gugur, dan seorang terluka, serta satu anggota kelompok bersenjata tewas.

Di awal tahun 2019, teror KKB membuka lembaran hitam di tahun baru. Pada 28 Januari 2019, kelompok teror KKB menyerang dan menembak rombongan bupati Nduga di Mapnduma.

Dua minggu berikutnya, pada  6 Februari 2020, kelompok KKB membakar kios warga dan alat berat Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Disusul kemudian pada 27 Maret 2020, kelompok KKB menyerang Koramil Persiapan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Beruntung dalam aksi KKB kali ini tidak ada korban jiwa.

Sebulan kemudian, pada 19 Mei 2020, anggota KKB menyerang prajurit TNI AD di Kampung Mbamogo, Distrik Homeo, Kabupaten Intan Jaya. Tidak ada korban jiwa dalam serangan KKB tersebut.

Aksi teror belum pula berhenti. Bahkan aksi kekerasan kelompok KKB makin membabi buta. Pada 22 Mei 2020, kelompok KKB menyerang dan menembak petugas medis yang akan bertugas menyosialisasikan Covid-19 di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya.

Seminggu berikutnya, pada 29 Mei 2020, teror KKB kembali terjadi lagi. Mereka memberondongkan peluru menyasar masyarakat sipil tidak berdosa di Magataga tanpa sebab.

Bulan Juni dan Juli 2020 aksi teror kelompok KKB sempat berhenti. Namun pada 15 Agustus 2020, teror KKB muncul kembali. Tiba-tiba anggota KKB menyerang dan menembak tukang ojek di Kabupaten Intan Jaya tanpa sebab.

Tiga hari berikutnya, tanggal 18 Agustus 2020, kelompok KKB membakar alat berat di Intan Jaya yang mengakibatkan sejumlah ekskavator terbakar.

Sebulan berikut, pada 14 September 2020, kelompok KKB menembak kembali dua tukang ojek di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya tanpa sebab. Menyusul tiga hari kemudian, 17 September 2020 anggota KKB melakukan penganiayaan kepada masyarakat sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Satu hari berikut, kelompok KKB melakukan penembakan satu pesawat terbang sipil di Kabupaten Intan Jaya.

Menginjak tahun 2021, teror kelompok KKB berulang kembali di tanah Papua. Aksi teror pada 8 April 2021, kelompok bersenjata pimpinan Nau Waker mengawali aksi teror dengan membakar tiga sekolah yakni SD, SMP dan SMA di Kampung Julukoma, Distrik Boega, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua. Aksi teror ini dilakukan sore hari setelah pada paginya menembak mati seorang guru SD.

Menteror dengan senjata api dan membakar gedung-gedung fasilitas publik menjadi modus aksi kekerasan kelompok KKB di Papua. Namun kelompok KKB juga menteror warga dengan melakukan kekerasan seksual dan memperkosa perempuan. Seperti pada 17 April 2021, secara biadab anggota KKB memperkosa belasan gadis di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Jaya.

Dua bulan kemudian, anggota KKB menumpahkan darah di Papua. Pada 4 Juni 2021, mereka menembak mati lima orang warga; ketiga korban tewas yakni, Niporolome Patianus Kogoya (kepala kampung), Petena Murib (perempuan) dan Nelius Kogoya, di Kabupaten Puncak Jaya.

Pada 2 September 2021, teror KKB membunuh dua pekerja yang sedang membangun jembatan di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Dan pada 15 September 2021, anggota KKB menganiaya enam tenaga kesehatan di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Aksi teror KKB ini mengakibatkan empat orang luka-luka, satu orang tewas, dan satu dinyatakan hilang.

Begitupun aksi teror KKB tidak hanya dilancarkan di wilayah Provinsi Papua. Tetapi kelompok bersenjata itu melakukan aksi kekerasan, kekejaman, dan kebiadaban di Provinsi Papua Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  1  =