Channel9.id-Myanmar. Sekitar 3,000 warga Myanmar di daerah tenggara negara bagian Karen kabur ke Thailand setelah pihak junta militer membom area yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata pada hari Minggu (28/3/2021).
Junta militer melancarkan serangan udara ke lima distrik Mutraw dekat daerah perbatasan timur, termasuk ke kamp orang-orang terlantar disana, menurut Organisasi Wanita Karen pada hari Minggu (28/3/2021).
“Saat ini, para warga sedang bersembunyi di hutan dan lebih dari 3,000 lainnya pergi ke daerah Thailand untuk mencari perlindungan,” dikutip dari pernyataan kelompok tersebut.
“Kami meminta respon Internasional terhadap tindakan kekerasan yang terjadi disini untuk mengirimkan peringatan kepada junta militer bahwa mereka tidak bisa bertindak seenaknya,” tambahnya.
Thai PBS juga melaporkan laporan perihal 3,000 warga Myanmar yang menyelamatkan diri ke Thailand. Belum ada komentar soal ini dari pemerintah Thailand.
Serangan udara di negara bagian Karen yang dikuasain oleh Karen National Union (KNU) merupakan serangan yang paling signifikan selama beberapa tahun terakhir ini.
Jaringan Bantuan Perdamaian Karen mengatakan serangan itu terjadi setelah sebuah helikopter mengintai daerah tersebut dengan dua jet tempur menjatuhkan sembilan bom pada tanggal 27 Maret di malam hari yang menewaskan tiga orang dan melukai tujuh orang. Lebih banyak serangan udara terjadi kembali pada pagi dan siang keesokan harinya termasuk di daerah sungai Salween.
KNU telah menandatangani perjanjian gencatan senjata pada tahun 2015, namun tensi kembali memanas disaat junta militer melakukan kudeta.
KNU dan Restoration Council of Shan State, yang juga berbasis di perbatasan Thai, telah mengutuk kudeta militer dan mengumumkan dukungannya kepada publik.
KNU mengatakan mereka telah memberikan tempat tinggal kepada ratusan orang yang menyelamatkan diri dari kota-kota Myanmar disaat meningkatnya tingkat kekerasan dari junta militer.
Tom Andrews, Reporter Khusus PBB untuk Myanmar mengatakan junta militer telah melakukan “pembunuhan massal” dan menyerukan kepada dunia untuk mengisolasi para jenderal Myanmar.
“Dewan Keamanan PBB dapat melakukan sesuatu kepada junta militer di Myanmar. Itu sudah menjadi tugas mereka,” cuitnya di Twitter. “Para anggota PBB harus dengan segera menciptakan resolusi untuk Myanmar. Negara-negara yang mendukung warga Myanmar dapat bekerja sama untuk menghentikan penghasilan dan senjata junta militer dan juga dapat meminta pertanggung jawaban mereka.
(RAG)