Jurnalis Rusia Diserang, Jarinya Sampai Dipatahkan
Internasional

Jurnalis Rusia Diserang, Jarinya Sampai Dipatahkan

Channel9.id – Jakarta. Jurnalis ternama Rusia dan seorang pengacara diserang dan mengalami luka serius setelah segerombolan pria bertopeng di Chechnya, Selasa (4/7/2023). Aksi ini dilakukan dengan menghentikan mobil mereka.

Elena Milashina, jurnalis terkenal untuk koran Novaya Gazeta, sedang berkunjung ke ibu kota Chechen, Grozny, bersama dengan Alexander Nemov, seorang pengacara. Mereka diserang setelah mereka ingin pergi ke kota dari bandara.

Sebelumnya, mereka berencana untuk menghadiri sebuah sidang, namun kini mereka berada di Rumah Sakit Grozny.

Sampai saat ini masih belum ada komentar dari pemerintah Chechnya.

Para penyerang itu juga mencukur habis rambut Milashina, mematahkan jari-jarinya, dan menyirammnya dengan cat hijau. Menurut kelompok HAM Memorial, disebutkan Milashina sempat kehilangan kesadaran selama beberapa kali.

“Mereka secara brutal ditendang kepalanya, diancam akan dibunuh dengan menodongkan pistol ke kepalanya, dan dirampok serta dirusak peralatannya,” tulis Memorian di Instagram.

“Saat dipukuli, para penyerang itu mengatakan: ‘Sekarang kalian sudah kami peringatkan. Pergi dari sini dan berhenti menulis,” ujarnya.

Baca juga: Jurnalis Meksiko Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan

Sebuah foto kemudian beredar di sosial media yang menunjukkan Milashina dalam kondisi yang memprihatinkan. Milashina tampak sedang duduk di kasur rumah sakit dengan wajah penuh cat hijau dan rambut yang sudah habis. Selain itu nampak juga tangannya yang diperban karena jari-jarinya yang dipatahkan.

Dilain sisi, kelompok HAM “Team against Torture” mengatakan kaki Nemov ditusuk pada saat diserang.

Serangan itu sudah jelas dikarenakan aktivitas aktivisme dan jurnalisme mereka.

Milashina dan Nemov saat itu pergi ke Chechnya untuk liputan persidangan Zarema Musayeva, wanita Chechnya yang didakwa karena menyerang seorang polisi.

Media tempat Milashina bekerja, Novaya Gazeta, sebelumnya juga dicabut lisensi medianya oleh pemerintah Rusia. Dmitry Muratov, pemimpin Novaya Gazeta, meyakini bahwa langkah itu diambil atas dasar politik.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  53  =  61