Channel9.id – Jakarta. Tingkat kepercayaan publik kepada Presiden RI Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19 hanya 43 persen. Angka itu merupakan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana menyampaikan, rendahnya tingkat kepercayaan publik kepada presiden akan memantik terjadinya krisis legitimasi.
“Artinya, ketidakpercayaan terus muncul, logikanya di dalam politik akan terjadi krisis legitimasi. Kalau orang mulai banyak teriak protes, itu menjadi sangat krusial,” kata Aditya dilansir Kompas, Senin 19 Juli 2021.
Karena itu, pemerintah perlu bekerja lebih keras dalam penanganan pandemi. Menurut Aditya, salah satu hal yang bisa dilakukan yakni dengan penyaluran bantuan sosisal (bansos), khususnya di masa PPKM Darurat.
Bansos dibutuhkan mengingat banyak masyarakat yang mengalami dampak ekonomi dari adanya pembatasan sosial seperti PPKM Darurat.
Namun, hal ini juga menjadi masalah. Sebab masyarakat mulai tidak percaya bahwa bansos yang disalurkan aman dari korupsi.
“Ini juga problem, tata kelola pemerintah dalam bansos, vaksinasi, ini harus dibenahi segera,” ujarnya.
Selain itu, Aditya juga menyoroti blunder dalam komunikasi politik para menteri yang masih terus terjadi.
Blunder-blunder itu seharusnya segera diperbaiki dan diatasi agar publik memiliki kenyamanan dalam masa pandemi yang tidak menentu ini.
Menurutnya, alih-alih menugaskan menteri, Jokowi seharusnya menjadi poin utama dalam komunikasi publik.
“Artinya, kelemahan komunikasi politik ini perlu menjadi satu catatan serius agar tidak terulang dan berdampak terhadap penilaian kinerja dari publik,” ujarnya.
Tidak hanya itu, pemerintah juga perlu merespons gerakan solidaritas sosial yang bermunculan di masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah harus meresponsnya dengan memberikan bantuan melalui data dan informasi yang memadai tercipta sinkronisasi gerak dan langkah dalam pengendalian Covid 19 di lapangan.
“Gerakan solidaritas sosial ini tentu menjadi sebuah pengingat bahwa masyarakat Indonesia memang memiliki kepedulian yang tinggi,” jelasnya.
HY