Channel9.id – Jakarta. Beberapa waktu lalu, demo menolak UU Ciptaker berujung ricuh. Kericuhan itu disinyalir dilakukan sejumlah penunggang gelap yang melakukan tindakan anarkis berupa pengrusakan sejumlah fasilitas.
Bahkan, mereka juga menyebarkan ujaran kebencian dan informasi hoaks di media sosial. Atas nama agama, mereka membenarkan tindakan-tindakan anarkis itu.
Melihat hal itu, Ketua Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia Ws Rudi Gunawijaya meminta masyarakat yang sadar tindakan oknum tersebut, tidak melakukan hal serupa.
Rudi berharap masyarakat tetap menjunjung cinta kasih dan damai. Lantaran memendam kebencian akan membuat jurang konflik semakin melebar.
“Menjelekkan orang lain, banyak sekali, dan kita kadang-kadang sering bilang juga kurang ajar itu. Itu kan artinya kita tidak beda sama dia. Kita bilang mereka tukang menghasut tapi kita juga menghasut pula dengan melakukan ujaran kebencian. Tanpa sadar kita sama kayak dia,” katanya dalam Webinar Agama Cinta9 ‘Stop Hoax UU Cipta Kerja, Bersama Kita Wujudkan Indonesia Damai’, Sabtu (17/10).
Dia menjelaskan, dalam ajaran Konghuchu, jika seorang manusia bertemu dengan kejahatan, maka harus dibalas dengan kabajikan.
“Justru bertemu dengan mereka jangan menghujat tapi harus memberikan penyadaran, kita juga harus memberikan bimbingan, kalau ngomelin sama aja, engga damai, nanti ribut lagi,” ujarnya.
Dia melanjutkan, supaya sifat bijak itu bisa dilakukan, seseorang harus meneguhkanya dengan keyakinan sendiri.
“Kita harus mulai dari diri sendiri, jangan seperti mereka,” katanya.
“Mari bersama-sama kita rapatkan barisan, bersatu membimbing umat kita, membimbing bangsa dan negara, marilah kita ciptakan indoensia damai dengan cinta dan kasih sayang dimulai dari diri sendiri,” pungkasnya.
(HY)