Buruh tekstil
Ekbis Hot Topic

Kementerian Perindustrian Genjot Ekspor Tekstil

Channe9.id-Jakarta. Kementerian Perindustrian aktif mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memacu kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Tekstil , karena merupakan salah satu sektor terdampak cukup berat akibat pandemi COVID-19.

Salah satu langkah langkah strategis yang sedang dijalankan Kementerian adalah meningkatkan ekspor dari produk unggulan nasional tersebut. “Industri TPT menjadi sektor yang mendapat prioritas pengembangan lantaran punya peran sebagai penyumbang devisa dan penyerap tenaga kerja yang banyak,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Muhammad Khayam, Minggu, 18 Oktober 2020. “Maka itu, industri TPT termasuk dari tujuh sektor dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.”

Khayam menjelaskan struktur industri TPT meliputi sektor hulu yakni serat; sektor antara berupa benang dan kain; dan hilir yaitu pakaian jadi. “Walaupun memiliki karakteristik yang berbeda, setiap sektor memiliki keterkaitan yang kuat antara satu dan lainnya. Padat modal di hulu dan padat karya di hilir,” kata dia.

Di sektor hilir, industri TPT telah memiliki kapasitas tinggi dengan potensi sejumlah pabrik garmen dengan skala besar dan berorientasi ekspor, bahkan industri kecil dan menengah (IKM) menjadi pemasok kebutuhan dalam negeri. “Jadi, masing-masing memiliki pasar dan peran sendiri,” ujar Khayam.

Secara umum, industri TPT nasional telah memiliki struktur industri yang cukup lengkap dan terpadu. Di sektor hilir misalnya, terdapat industri stapel dan filamen yang memiliki kapasitas produksi sebanyak satu juta ton per tahun dan terintegrasi dengan industri bahan baku kimianya.

Selain itu, di sektor hulu, sejak 2019, industri rayon mengalami peningkatan kapasitas produksi dari 536.000 ton menjadi 856.000 ton per tahun. “Perkembangan industri rayon terus kami dorong untuk menjadi substitusi impor bahan baku kapas yang selama ini bergantung dari pasokan luar negeri,” kata Khayam.

Pada industri benang, Indonesia memiliki kapasitas yang cukup besar hingga 3,2 juta ton per tahun. “Menjadi andalan ekspor setelah pakaian jadi,” ujarnya.

Kementerian mencatat laju pertumbuhan industri TPT di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Pada 2019, industri TPT mampu tumbuh sebesar 15,35 persen atau naik signifikan dibanding dengan 2018 yang mencapai 8,73 persen. Adapun pada 2017, industri ini tercatat tetap mengalami pertumbuhan di angka 3,83 persen. Pertumbuhan ini didukung tingginya produksi pakaian jadi di sentra industri TPT.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II 2020, industri TPT memberikan kontribusi terhadap PDB sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,93 persen. Sementara untuk kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, industri TPT menempati urutan keempat menjadi kontributor terbesar yang mencapai 1,24 persen.

Dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri TPT nasional ditargetkan masuk ke dalam jajaran lima besar pemain dunia pada 2030. Daya saing sektor ini tercermin dari kinerja ekspornya sepanjang 2019 yang mencapai US$ 12,89 miliar dan pada periode Januari-Juli 2020 telah menembus hingga US$ 6,15 miliar. Sektor ini menyerap tenaga kerja lebih dari 3,6 juta orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =