Channel9.id – Lamongan. BUMN Infrastruktur memegang peran yang sangat penting bagi pembangunan, salah satunya adalah Adhi Karya. Perusahaan plat merah ini sudah malang melintang di bidang infrastruktur sejak tahun 1960-an. Karya-karyanya menjadi ikon bagi negara, sebut saja Mesjid Istiqlal, Stadion Gelora Bung Karno dan lain-lain.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Adhi memiliki 4 lini bisnis utama, yakni Engineering & Konstruksi, Properti & Hospitality, Manufaktur Investasi & Konsesi. Saat ini Adhi terlibat proyek strategis nasional dan sedang mengerjakan 180 proyek konstruksi. Diantaranya adalah Proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, LRT Jabodetabek, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dan sebagainya.
Anggota Komisi VI, Khilmi mendukung Langkah Adhi untuk mendapatkan PMN (Penyertaan Modal Negara) melalui right issue yang diselenggarakan pada bulan Oktober 2022.
“PMN untuk Adhi Karya penting, karena untuk menambah modal mengerjakan proyek strategis nasional,” jelasnya dalam acara sosialisasi Kemitraan BUMN dengan UMKM di Lamongan, 26/11/2022. Rencananya hasil pendanaan right issue, akan digunakan untuk membangun Tol Solo-Yogya-YIA Kulonprogo dan Tol Yogya-Bawen dan SPM Karian Serpong Timur.
Selain berkembang bisnisnya, Khilmi juga mengingatkan kepada BUMN Adhi Karya untuk menjalin kemitraan dengan pelaku bisnis UMKM. Karena UMKM ini memiliki peran yang penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Jumlah UMKM mencapai 99 % dari keseluruhan unit usah dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 96 % dari total penyerapan tenaga kerja nasional,” jelas Khilmi.
Di kabupaten Lamongan sendiri menjadi salah satu sentra pertumbuhan UMKM, banyak sekali sektor usaha yang dikerjakan secara mandiri tanpa bantuan pemerintah. Jenis usahanya sangat beragam, dari mulai usaha kuliner, fashion dan barang-barang kerajinan dan keperluan rumah tangga.
Menurut Khilmi keberadaan para UMKM ini harus dibina, agar mereka bisa berkembang dan meningkatkan produksinya. Selama masa Pandemi banyak UMKM yang terdampak dan kini pelan mulai bangkit dan pulih.
“BUMN bisa membantu para pelaku UMKM dengan memberikan pelatihan, mengembangkan produk dan pemasaran,” ujarnya.
Banyak pelaku UMKM yang berhasil mengembangkan bisnisnya, mereka naik kelas menjadi pebisnis besar yang bisa sejajar dengan usaha besar lainnya. Namun banyak juga pelaku bisnis UMKM yang hanya sekedar bertahan, dan bahkan akhirnya gulung tikar.
Hal inilah yang menurut Khilmi harus dilakukan pembinaan, permasalahannya ada di mana, apakah di permodalan atau di pemasaran. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, pelaku UMKM bisa memanfaatkan market place untuk memasarkan produknya.
“Sekarang ini orang berbelanja bisa melalui handphone, tinggal melihat produk-produk yang ditawarkan di toko online, seperti shope, Lazada, bukalapak dan sebagainya, nah ini tinggal dimanfaatkan bagaimana cara bisa berjualan di sana,” pungkasnya.