Ekbis

Lembaga AS Akui Lompatan Produksi Beras RI, Ekspor Thailand Kena Dampak

Channel9.id – Jakarta. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengakui loncatan signifikan dalam produksi beras Indonesia. USDA menyebut Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan produksi beras tercepat di kawasan Asia Tenggara, sekaligus menyoroti Indonesia yang telah menghentikan pembelian beras dari Thailand.

Berdasarkan laporan terbaru dari USDA bertajuk Rice Outlook edisi April 2025, dikutip Minggu (27/4/2025), produksi beras Indonesia pada musim 2024/2025 diperkirakan menyentuh 34,6 juta ton naik 600 ribu ton dari proyeksi bulan lalu, dan tumbuh 4,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

USDA menyebut, kenaikan produksi beras ini didorong oleh luas panen Indonesia yang meningkat ke 11,4 juta hektare, didorong oleh curah hujan yang konsisten sepanjang awal 2025. Panen utama yang menyumbang sekitar 45 persen dari total produksi sedang berlangsung, dengan panen tambahan diproyeksikan pada Juli-Agustus dan akhir tahun.

Keberhasilan ini membawa Indonesia pada keputusan strategis, yaitu menghentikan impor beras dari Thailand. Keputusan ini berdampak langsung terhadap ekspor Negeri Gajah Putih yang kini menghadapi tekanan akibat harga jual tertinggi di antara eksportir Asia.

“Penjualan Thailand ke Indonesia sangat lemah. Ekspor Thailand menurun dengan hanya 1,2 juta ton beras yang diekspor. Indonesia yang biasanya menjadi pembeli utama beras Thailand saat ini berhasil mengalami lompatan produksi. Thailand saat ini merupakan pengekspor dengan harga beras tertinggi,” sebut USDA dalam laporannya.

Keputusan Indonesia untuk tidak lagi menjadi pasar utama berdampak langsung pada Thailand yang harus menerima kenyataan pahit. Sebab, ekspor mereka diprediksi anjlok 29,2 persen akibat lemahnya penjualan, terutama ke Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga menjadi sorotan karena penurunan tajam impor beras dari hampir 5 juta ton menjadi hanya sekitar 800 ribu ton pada 2025.

Indonesia sendiri telah mencatatkan rekor stok beras tertinggi selama 20 tahun, yaitu tembus 3,3 juta ton. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari-April 2025 mencapai 13,95 juta ton atau tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan angka stok beras yang saat ini berada di gudang Perum Bulog tersebut merupakan hasil kerja keras semua pihak, mulai dari kepala dinas pertanian, penyuluh pertanian lapangan (PPL), TNI-Polri, hingga BUMN seperti Perum Bulog dan Pupuk Indonesia.

Selain stok, Amran juga memaparkan produksi beras nasional saat ini naik signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, produksi beras nasional naik 50–62 persen pada periode Januari hingga April tahun ini.

Ia menyebut lonjakan produksi beras itu tidak terlepas dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang mengeluarkan Inpres dan Perpres untuk mempercepat peningkatan produksi pertanian nasional.

Dalam hal ini, Prabowo memperbesar alokasi pupuk, menyederhanakan regulasi, serta mempercepat distribusi sarana produksi, sehingga berdampak signifikan terhadap hasil panen dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Ini berkat kerja keras kita atas perintah gagasan besar oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. Beliau luar biasa, menerbitkan Inpres dengan Perpres di saat kepemimpinan 100 hari. Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk,” ucap Amran di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

Baca juga: Stok Beras Nasional Tembus 3,18 Juta Ton, Rekor Tertinggi dalam 23 Tahun

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  3  =