Channel9.id-Jakarta. Jumlah kasus positif virus Covid-19 secara akumulatif di DKI Jakarta sebanyak 40 ribu kasus per kemarin, Senin (31/8). Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut peningkatan kasus covid-19 di DKI Jakarta selama beberapa hari terakhir ini disebabkan oleh aktivitas warga saat libur panjang (long weekend) pada pekan lalu.
Hal tersebut didukung oleh hasil pelacakan Satgas Covid-19. Berdasarkan hasil pelacakan, kemungkinan penularan terjadi pada 16-22 Agustus.
“Kami sampaikan mayoritas kasus baru ketika dilacak kemungkinan penularannya antara 16-22 Agustus, ini adalah saat liburan panjang dan long weekend dan tingkat penularannya cukup tinggi pada periode tersebut,” kata Wiku dalam siaran pers di BNPB, Senin (31/08).
Selama sepekan terakhir, tambahan kasus positif di DKI Jakarta berkisar di angka 600-1.000 kasus. Berdasarkan laman https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan tambahan tertinggi yakni pada 30 Agustus 1.114 kasus sehari di DKI Jakarta.
Pada 26 Agustus tambahan kasus positif di DKI Jakarta sebanyak 659 kasus, hanya turun sedikit pada hari berikutnya 27 Agustus 636 kasus. Namun selanjutnya tambahan kasus positif terus meningkat, 26 Agustus 711 kasus, 27 Agustus 870 kasus, 28 Agustus 816 kasus, 29 Agustus 888 kasus, 30 Agustus 1.114 kasus, dan 31 Agustus 1.029 kasus.
Wiku juga mengatakan daerah penyangga Jakarta berkontribusi sebanyak 30 persen terhadap peningkatan kasus di DKI Jakarta.
“Kasus di DKI ini 30 persennya berasal dari Bodetabek, dan itu berkontribusi dengan kasus di DKI Jakarta,” kata Wiku.
Akibat penambahan kasus tersebut, angka positivity rate atau rasio positif kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih tergolong tinggi. Wiku mengatakan angka positivity rate di DKI Jakarta per 31 Agustus mencapai 9,7 persen, sementara standar positivity rate dunia adalah 5 persen.
Meski demikian, tingkat kesembuhan di DKI Jakarta naik menjadi 76,7 persen dan kasus kematian turun menjadi 3 persen.
“Akibat dari peningkatan jumlah kasus di long weekend tersebut positivity rate jadi 9,7 persen di DKI Jakarta, masih lebih tinggi dibanding standar global yakni 5 persen, tingkat sembuh 76,7 persen, tingkat kematian turun menjadi 3 persen,” ujar Wiku.
Wiku mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga kondisi liburan panjang tidak mengakibatkan peningkatan kasus seperti di DKI Jakarta.
“Kondisi pandemi masih terjadi di seluruh dunia dan kita perlu hati-hati menjalankan protokol kesehatan ketat sehingga tidak terjadi kondisi seperti yang dialami DKI Jakarta dengan liburan panjangnya dan terjadi peningkatan kasus,” ujarnya.
IG