Oleh: Dr. H. Uswadin, M.Pd.
Fenomena menarik yang dijumpai hampir setiap tahun di bulan Ramadhan, masjid dan mushalla mulai kehilangan jamaahnya. Pada pekan pertama khususnya awal Ramadhan, para takmir masjid mushola menyiapkan tikar dan karpet musholla untuk menampung jamaah yang membludak, karena tidak tertampung di dalam masjid/musholla bahkan tidak jarang dengan memasang tenda atau menutup sementara jalanan umum dalam rangka memenuhi jamaah yang ingin menghidupkan malam-malam Ramadhan. Yaitu dengan melakukan shalat isya berjamaah dan tarawih dan witir yang hanya dijumpai setahun sekali.
Namun seiring berjalannya Ramadhan memasuki fase-fase rahmah, maghfirah dan itku minnanar, jamaah berangsur semakin berkurang, sehingga tikar dan karpet pun digulung kembali, ruang utama Mushalla dan Masjid kembali bisa menampung jamaah, bahkan masih ada ruang-ruang kosong di dalamnya. Memang ada beberapa masjid tertentu yang bahkan menjelang akhir Ramadhan menjadi tambah penuh, karena datangnya para jamaah iktikaf yang mengharap berkah iktikaf di masjid-masjid yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Kejadian di atas harusnya tidak terjadi manakala setiap muslim memahami ilmu puasa (fiqh puasa) yang sesungguhnya serta memahami betapa besarnya karunia Allah yang diberikan di bulan Ramadhan. Ini yang pernah disabdakan oleh Rasululloh saw dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tabrani: bahwasanya seandainya umatku mengetahui fadilah Ramadhan, maka niscaya akan meminta setahun sebagai bulan Ramadhan seluruhnya. Ini bukan karena akan mendapat THR setiap bulan, atau akan ada fasiltas mudik bareng setiap bulan, atau bisa buka puasa bersama dengan kolega di kantor atau dengan keluarga besar. Namun karena di bulan Ramdhan ini Allah banyak sekali memberikan kebaikan-kebaikan kepada hambaNya, agar lebih dekat dan lebih semangat dalam mengabdi kepadaNya.
Pahala sunah yang dinilai sebagai pahala wajib, dilipatgandakan pahala dalam bersedekah, serta adanya malam qadr yang nilainya lebih baik dari seribu bulan serta keutamaan-keutamaan lainnya yang tidak dijumpai pada bulan lain, seperti halnya shalat tarawih yang hanya bisa dijumpai di bulan Ramadhan dan lailatul qadr.
Memang menghadapi Ramadhan mirip dalam menghadapi kompetisi, pada tahap awal atau babak penyisihan banyak peserta yang mengikuti, naik pada babak berikutnya atau semifinal, peserta semakin berkurang, dan pada babak akhir atau babak final hanya tinggal orang-orang yang kuat dan istikomah dalam beribadah. Tanpa istikomah maka kita akan kalah di bababk-babak awal. Istiqomah yang terpelihara dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan hingga akhir bahkan sampai akhir hayat.
Allah swt menjanjikan kepada orang-orang yang istiqomah akan diturunkan malaikat kepadanya, sehingga ia tidak akan merasa takut dan khawatir karena Allah telah memberikan surga kepadanya dan akan mendapat perlindungan dari Allah di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka tetap istiqamah, maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan balasan surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (30) Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalam surga itu kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta. (31) Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (32). – (Q.S Fusshilat: 30-32).
Marilah kita optimalkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, karena Ramadhan akan hadir setiap tahun, dan tidak ada yang bisa menjamin jikalau tahun depan kita akan berjumpa dengannya. Bersemangat dalam hari-hari terakhir bulan Ramadhan dengan mengoptimalkan ibadah kepada Allah swt, dan menebar kebaikan kepada orang banyak sehingga dimensi habluminallah dan hablum minnas dapat terbangun seimbang. Kita pasti mengetahui ada interaksi suci yang terjadi di bulan Ramadhan yang bila kita mengikuti akan terimbas kesucian itu. Allah yang maha suci menurunkan kitab suci, yang dibawa oleh malaikat suci dan di bulan suci, kepada manusia suci, di tanah yang suci.
Oleh karena itu kita manfaatkan sebaik-baiknya di akhir-akhir Ramadhan dengan lebih dekat dan interaksi dengan Alquran, dimana satu hurufnya 10 kebaikan di bulan biasa, dan pada Ramadhan ini Allah akan melipatgandakannya. Selanjutnya, jika kita mendapat keutaamaan Lailatul Qadr maka itu adalah kebaikan yang tiada tara, beribadah yang nilainya lebih dari 83 tahun.
Pada akhirnya kita akan mendapat gelar mutaqin sebagaimana Allah telah menjanjikan di Albaqarah 183 serta menjadi pribadi yang fitrah menebar manfaat bagi sesama untuk kebaikan seluruh umat manusia. Ayo jangan kendor, tetap semangat di akhir Ramadhan, meriah kemenangan sesungguhnya. Wallahualam bishawab.
Penulis adalah Kabid Dikbud PW ISNU DKI Jakarta/Waketum IKA UNJ.