Meditasi Berlebihan Malah Membuat Kegelisahan Meningkat
Internasional Lifestyle & Sport

Meditasi Berlebihan Membuat Kegelisahan Meningkat

Channel9.id-Jakarta. Ditulis oleh David Robson, meditasi berlebihan malah bisa membuat kegelisahan meningkat. Meditasi yang diketahui oleh kalangan luas sebagai obat penenang, penangkal kegelisahan, ternyata juga malah dapat meningkatkan tingak kegelisahan.

Pernyataan ini awalnya dirasakan oleh David Robson, namun ia menemukan sebuah studi dari tahun 2019 bahwa setidaknya 25% orang yang melakukan mediasi malah merasakan hal yang negatif, seperti serangan panik dan depresi sampai ke rasa disosiasi yang meresahkan.

Berdasarkan laporan ini, seorang peneliti bahkan telah mendirikan sebuah organisasi nirlaba, Cheetah House, yang menawarkan dukungan untuk ‘meditator dalam kesusahan’. “Kami memiliki lebih dari 20.000 orang yang menghubungi kami pada tahun 2020,” kata Willoughby Britton, yang merupakan asisten profesor psikiatri dan perilaku manusia di Brown University. “Ini adalah masalah besar”.

Berdasarkan laporan ini, seseorang bahkan telah mendirikan sebuah organisasi nirlaba, Cheetah House, yang menawarkan bantuan untuk para meditator yang sedang mengalami fenomena ini. “Sekitar 20.000 orang telah menghubungi kami pada tahun 2020,” kata Willoughby Britton, yang merupakan seorang asisten profesor psikiatri dan perilaku manusia di Universitas Brown. “ini merupakan masalah besar.”

Willoughby Britton menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi jika meditator melakukan meditasi melewati batasnya. “Rasanya seperti volumenya dikencangkan, semua intensitas emosinya menjadi lebih kencang,” katanya. Pada akhirnya sensitivitas tubuh terhadap setiap perubahan kecilnya akan meningkat lebih kencang. Hasilnya bisa jadi serangan panik, seperti 14% meditator yang dilaporkan oleh sebuah studi di Portugal.

Baca juga : Mudah Lelah? Tingkatkan Staminamu dengan Cara Mudah Ini

Meditator lain juga kemungkinan mengalami hal sebaliknya. Meditasi berlebihan juga bisa mengakibatkan perasaan hampa. Meditasi ini dapat menumpulkan perasaan negatif maupun positif, sehingga mereka tidak dapat perasaan senang yang berlebihan. Pada kasus yang lebih ekstrim, hasilnya dapat membuat seseorang merasa “terputus” dari kehidupannya, yang mana telah dialami oleh 8% meditator menurut sebuah studi di Portugal.

Selain dari efek samping itu, meditasi yang berlebihan juga akan membuat jam tidur menjadi kacau. Dari orang-orang yang melakukan meditasi selama delapan minggu, mereka yang bermeditasi selama lebih dari 30 menit sehari, lima hari seminggu, cenderung mempunyai jam tidur yang kacau daripada mereka yang lebih sedikit bermeditasi.

Jadi, apa yang harus dilakukan jika bermeditasi tidak lagi mengobati jiwa kita? Meta-analisis Galante menunjukkan bahwa meditasi itu sebenarnya sama dengan praktik-praktik menenangkan diri, seperti olah raga misalnya.

Saat ini beberapa orang lebih memilih untuk bertahan dengan satu praktik, seperti meditasi, tanpa menimbang praktis lainnya. Willoughby mengatakan ini adalah cara yang salah “Kita harus menghormati keragaman praktik kontemplatif yang tersedia, karena jenis-jenis praktik itu semua mempunyai kegunaan yang berbeda. Orang-orang akan mendapatkan hasil yang lebih baik jika mereka mendapatkan praktik yang cocok dengan mereka. Setiap orang harus memilih praktik yang terbaik dengan dosis yang tepat juga, sesuaikan dengan situasi mereka, daripada mengikuti praktik orang lain yang belum tentu berhasil.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

89  +    =  97