Hot Topic Nasional

Mendagri: Kampung Sehat Dasan Cemen Bisa Jadi Model Penanganan Covid-19

Channel9.id-Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian berharap Kampung Sehat Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi model dalam penanganan Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro.

“Saya sampaikan penghargaan tinggi, semoga sukses, kalau sukses bisa menjadi model,” ujar Tito dalam kunjungan kerjanya, Sabtu (24/04).

Kampung yang asri dan digadang-gadang bukan sekedar tangguh dari Covid ini juga disebut telah memiliki skenario dalam pengendalian Covid.

“Saya terus terang, menyampaikan penghargaan yang tinggi, ini kita lihat kegotongroyongan terjadi sampai skala kecil, tentu apresiasi yang sangat tinggi untuk semua stakeholder, masyarakat,” ucapnya.

Baca juga: Tri Tito: Posyandu Ujung Tombak Pelayanan Masyarakat

Saat meninjau Kampung Sehat Dasan Cermen, Mendagri melihat adanya pengawasan kegiatan masyarakat dalam skala kecil, bukan hanya pada penanganan Covid-19, sampai pada aktivitas ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Tito menilai, tata kelola lingkungan dijalankan dengan apik di kampung ini, dari mulai keberadaan tanaman, peternakan, hingga pengelolaan sampah yang menjadi persoalan lain di dunia.

Selain itu, terdapat tempat karantina, Puskesdes atau Pusat Kesehatan Desa yang dilengkapi dengan ruang isolasi, oksigen, dan tempat perawatan tahap pertama.

“Ini bukan hanya penanganan Covid, karena penanganan Covid kan harus seimbang juga dengan kelestarian dan kebersihan lingkungan, kemudian ekonominya, ini satu paket semua ada di sini,” tambahnya.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kata Tito, penanganan Covid-19 di Indonesia saat ini adalah mengedepankan skala mikro. Bukan hanya ke tingkat kampung, namun juga melibatkan hingga satuan kecil pemerintahan seperti RT/RW agar penanganan Covid-19 terkendali.

Tito berharap, hadirnya Kampung Sehat Dasan Cermen mampu berkontribusi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, yang dapat diikuti Kampung lainnya, dengan melibatkan kegotongroyongan dan kearifan lokal setempat.

“Kuncinya jangan sampai lelah saja, kita jangan lengah, perkuat betul terus menerus,” pungkas Tito.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  1  =  10