Channel9.id-Jakarta . Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Tahun 2022 ikut mendorong pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju. Hal itu agar sejalan dengan 5 visi dan misi Presiden Joko Widodo.
“Saya ingin agar pemikiran Bapak Presiden inilah yang mewarnai perencanaan semua elemen bangsa ini, karena kita komandonya ya dari satu, komando tunggal sebagai pimpinan negara, pimpinan pemerintahan,” katanya saat memberikan sambutan di acara Musrenbang Penyusunan RKPD Provinsi Kaltara Tahun 2022, di Ruang Rapat Mendagri, Jakarta Pusat, Selasa (13/04).
Menurut Tito, salah satu persoalan besar bangsa Indonesia yaitu adanya pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Bonus demografi menyebabkan pemerintah harus menyelaraskan jumlah angkatan kerja (usia produktif) dengan lapangan pekerjaan yang mampu menampungnya. Sebaliknya, bonus demografi dapat menjadi bencana apabila tidak dikelola dengan baik.
“Namun ini akan menjadi bencana demografi kalau angkatan kerja yang besar itu tidak mampu tertampung, tidak mampu ditampung, mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan dan yang terjadi nanti adalah pengangguran,” ujarnya.
Baca juga: RKPD Provinsi DIY DIharapkan Dukung 10 Fokus Pembangunan
Tito menuturkan, ada dua pembangunan SDM yang harus difokuskan. Pertama, meningkatkan kualitas bidang pendidikan, baik formal dan informal. Kedua, bidang kesehatan agar angkatan kerja memiliki kondisi tubuh yang sehat sehingga mampu bekerja dengan optimal.
Ia juga meyakini apabila SDM dan SDA, keduanya dikelola dengan baik, maka Provinsi Kaltara akan mampu meningkatkan ekonomi di daerahnya.
“SDM menjadi nomor satu baru SDA. Kalau SDA-nya luar biasa seperti Kaltara dan SDM-nya unggul terdidik, terlatih dan sehat, saya yakin Kaltara ini akan melompat,” ujarnya.
Tak hanya itu, Tito juga meminta agar pemerintah daerah mengembangkan industri manufaktur sebagai sarana untuk melakukan transformasi ekonomi. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan SDA agar hasilnya lebih maksimal.
“Oleh karena itulah Presiden ingin jangan hanya bergantung pada SDA, tetapi kembangkan juga ekonomi yang berbasis manufaktur, industri, kemudian jasa modern. Jangan hanya berpikir SDA tetapi juga jasa modern, apalagi kalau jasa modern yang dikaitkan dengan SDA. Misalnya pertanian tetapi pertanian modern, jasa modern ini misalnya yang berbasis teknologi atau penggunaan teknologi digital,” tendasnya.