Channel9.id-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 berada pada kisaran 4,5-4,6 persen atau dibawah lima persen. “Q1 masih kelihatan tinggi, meski sudah turun di bawah lima persen,” ujarnya, Jumat, 17 April 2020.
Sri Mulyani mengatakan angka perkiraan ini masih lebih optimis karena pada periode Januari hingga awal Maret 2020, kegiatan perekonomian belum terdampak Covid-19. Namun, perkiraan realisasi yang positif itu tidak akan berlanjut karena pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2020 mulai terdampak dari penyebaran wabah yang makin meluas.
“Q1 masih terlihat cukup baik diatas empat persen, namun ini tidak mencerminkan tren di Q2, karena mulai ada pembatasan sosial dan kerja dari rumah,” kata Sri Mulyani.
Meski demikian, apabila ekonomi mulai membaik pada triwulan III-IV 2020, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun bisa berada pada kisaran 2,3 persen sesuai skenario. “Yang paling critical, kami lihat Q3 sudah mulai pemulihan atau masih flat, itu bisa menentukan, kalau mulai recovery, kami optimistis baseline 2,3 persen bisa terjaga,” ujar Sri Mulyani.
Dia mengakui pembuatan proyeksi ekonomi dalam kondisi yang penuh ketidakpastian seperti ini sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat ikhtiar dalam menjaga kinerja perekonomian dari ancaman Covid-19.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam outlook terbaru memproyeksikan Indonesia hanya tumbuh 0,5 persen pada 2020 atau terendah sejak krisis keuangan 1997-1998. Sebaliknya, apabila pandemi Covid-19 berakhir mulai paruh kedua 2020, maka kinerja ekonomi Indonesia akan melesat pada 2021 hingga 8,2 persen dan mampu menopang pertumbuhan di kawasan.