Orang Sehat Bisa Saja Punya Otak Panas Hingga 40 Derajat Celsius
Lifestyle & Sport

Orang Sehat Bisa Saja Punya Otak Panas Hingga 40 Derajat Celsius

Channel9.id-Jakarta. Orang sehat bisa saja memiliki otak dengan suhu yang panas. Hal ini sebagaimana temuan para peneliti di Medical Research Council (MRC) Laboratory for Molecular Biology, Inggris, dilansir dari Gizmodo, Rabu (15/6).

Temuan itu menunjukkan bahwa suhu otak sangat bervariasi. Ini bergantung pada banyak faktor, seperti waktu dan wilayah otak. Namun, yang pasti, otak biasanya lebih hangat daripada bagian tubuh yang lain.

Sebelumnya, para peneliti menganalisis data suhu otak dari dua kelompok, yakni kelompok yang terdiri dari pasien dalam perawatan intensif dan kelompok yang terdiri dari orang sehat. Setiap orang pada kelompok itu otaknya dipindai, untuk memastikan adanya cedera atau tidak. Selain itu, setiap orang juga diukur suhu tubuhnya, termasuk otak, selama satu hari, pada pagi, siang, dan malam hari.

Secara keseluruhan, suhu otak rata-rata untuk kedua kelompok 38,5 derajat Celcius. Ini lebih tinggi dari suhu tubuh mereka. Namun, ada berbagai variable lain yang memengaruhi suhunya. Misalnya, suhu otak orang biasanya lebih rendah di malam hari, dan suhu cenderung lebih tinggi di daerah otak yang lebih dalam jika dibandingkan dengan bagian di dekat luaran. Wanita dan orang tua cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi juga. Temuan para peneliti ini kemudian diterbitkan dalam jurnal Brain.

Penelitian lain menunjukkan bahwa suhu tubuh tidak statis seperti yang diperkirakan banyak orang. Justru sering kali berbeda dari standar yang seharusnya 37 derajat Celcius. Namun, sebagian besar pengetahuan tentang panas otak berasal dari mempelajari orang-orang di rumah sakit. Ini karena jauh lebih mudah untuk memantau mereka terus-menerus. Teknik yang lebih baru kini lebih mudah untuk mengukur suhu otak secara non-invasif, dan menggunakan temuan ini, tim mampu menghasilkan peta suhu 4D (menunjukkan perubahan ruang dan waktu) dari otak yang sehat, yang mereka namakan HEATWAVE .

Temuan ini harus divalidasi oleh peneliti lain. Namun, mereka bisa memiliki implikasi medis yang penting. Pertama, sudah lama diasumsikan bahwa memiliki suhu otak yang panas bisa meningkatkan risiko komplikasi serius. Tetapi pada otak yang sehat, tim mengamati bahwa suhu bisa mencapai 40,9 derajat Celcius tanpa masalah. Bahkan pada pasien yang berada dalam kondisi kritis, tim tidak menemukan hubungan yang jelas antara suhu otak yang lebih tinggi, dan peluang mereka untuk bertahan hidup. Apa yang tampaknya lebih memprediksi kelangsungan hidup adalah apakah suhu otak pasien berubah sepanjang harinya seperti yang dikira—dengan kata lain, ritme perubahan suhu mereka.

“Kami menemukan bahwa suhu otak turun di malam hari sebelum Anda tidur dan meningkat di siang hari. Ada alasan bagus untuk percaya bahwa perbedaan ini terkait dengan kesehatan otak jangka panjang—sesuatu yang kami harap untuk diselidiki selanjutnya,” tulis penulis studi John O’Neill, Pemimpin Kelompok di Laboratorium MRC untuk Biologi Molekuler, dalam sebuah pernyataan.

Jika hipotesis mereka ternyata benar, kata para peneliti, maka dimungkinkan untuk mendiagnosis gangguan otak dengan lebih baik melalui variasi suhu atau untuk meningkatkan perawatan saat ini.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =