Channel9.id-Jakarta. Bank Indonesia (BI) menyatakan, transmisi pelonggaran kebijakan moneter akan tetap berjalan dengan kecukupan likuiditas perbankan yang terjaga. Selaku Otoritas Moneter, BI juga memastikan, likuiditas di pasar uang dan perbankan akan dikelola sehingga tetap memadai.
Onny Widjanarko Direktur Eksekutif Komunikasi BI, dalam rilis pada Kamis (19/12),menyatakan, ketersediaan likuiditas di pasar uang dan perbankan tercermin pada rerata harian volume pasar uang antarbank (PUAB) pada November 2019. Menurut Onny, data BI menunjukan volume PUAB tetap tinggi, yakni sebesar Rp17,96 triliun.
“Selain itu, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga tercatat masih tetap besar yakni 18,44% pada Oktober 2019,” ujar Onny.
Di sisi lain, transmisi suku bunga di pasar uang berjalan cukup baik. Hal itu tercemin pada penurunan suku bunga PUAB tenor 1 minggu sebesar 115 bps menjadi 5,03% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 119 bps menjadi 5,05% sejak Juli 2019.
Transmisi suku bunga perbankan juga tetap berlanjut meskipun belum optimal. Rerata tertimbang suku bunga deposito pada November 2019 tercatat 6,32%, turun 51 bps sejak akhir Juni 2019 sebelum BI7DRR mulai diturunkan di bulan Juli 2019.
Suku bunga kredit modal kerja turun 18 bps sejak Juni 2019 atau 32 bps sejak Januari 2019 menjadi 10,24% pada November 2019. Penurunan suku bunga perbankan juga diikuti oleh penurunan yield obligasi korporasi dan yield SBN 1 tahun masing-masing 73 bps dan 125 bps sejak Juli 2019.
Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2019 bergerak sejalan dengan pola pertumbuhan ekonomi yakni masing-masing 6,63% (yoy) dan 6,34% (yoy).
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif,” ujar Onny.