Palestina: Kepemerintahan Baru Israel Tak Akan Merubah Keadaan
Internasional

Palestina: Kepemerintahan Baru Israel Tak Akan Merubah Keadaan

Channel9.id-Palestina. Warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengatakan kalau perubahan kepemerintahan Israel tidak akan banyak memberikan perubahan pada konflik Israel-Palestina, Jumat (4/6/2021). Mereka mengatakan kalau Naftali Bennet akan sama saja melakukan apa yang sudah Netanyahu lakukan.

Pada hari Kamis, Bennett menyalahkan Palestina pada konflik Israel-Palestina kemarin.

“Fakta harus disampaikan: Konflik antara Israel dengan Palestina bukan karena perebutan wilayah. Warga Palestina tidak mengakui keberadaan kami disini, dan nampaknya ini akan menjadi masalah untuk kedepan,” ujarnya di TV Israel Channel 12.

Baca juga: Dewan HAM PBB Akan Investigasi Konflik Israel-Palestina

Bassem Al-Salhi, anggota Palestine Liberation Organisation (PLO), mengatakan kalau perdana menteri pengganti Netanyahu sama saja ekstrim.

“Dia akan menunjukkan seberapa ekstrim dia saat dia menjabat nanti,”

Sentimen yang sama juga terdengar dimana-mana.

“Semua pemimpin Israel itu sama saja,” kata Ahmed Rezik, pegawai negeri Palestina di Jalur Gaza.

“Bedanya itu hanya untuk mereka, Israel. Kalau untuk Palestina, mereka semua saja. Mereka semua menolak memberikan hak para warga Palestina,” tambahnya.

Hamas, kelompok Islam yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan kalau situasi di sana tidak akan berubah walaupun Israel mengganti Perdana Menterinya.

“Kami warga Palestina sudah melihat banyak bentuk pemerintahan Israel selama ini: sayap kanan, sayap kiri, sentris, atau apapun itu. Namun mereka semua sama kejam kepada rakyat Palestina dan mereka semua mempunyai paham ekspansi yang sama berbahayanya,” ungkap juru bicara hamas, Hazem Qaseem.

Untuk pertama kalinya di Israel, kepemerintahan baru ini akan mengajak partai Islamis yang mewakili 21% Arab minoritas di Israel. Mereka adalah orang Palestina berkependudukan Israel.

Pemimpinnya, Mansour Abbar mengatakan kalau kesepakatan koalisi tersebut akan memberikan dana sebesar 229 triliun rupiah. Ia mengatakan dana tersebut dapat meningkatkan pembangunan dan menekan angka kriminal.

Namun orang Palestina mengkritik keputusannya tersebut.

“Dia adalah pengkhianat. Apa yang akan ia lakukan nanti kalau nanti mereka melakukan serangan ke Gaza?” kata Badri Karam, 21, di Jalur Gaza.

“Apa ia akan menerimanya? Ikut menjadi orang-orang yang membunuh warga Palestina?”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  47  =  56