Channel9.id-Jakarta. Pandemi Covid-19 memicu percepatan transformasi digital pada perekonomian Indonesia. Dapat dilihat bahwa pola perilaku dan konsumsi masyarakat kini beralih ke teknologi digital.
Hal tersebut diakui oleh ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani. “Ekonomi digital yang tadinya kita lihat masih 10 tahun lagi, ternyata dengan Covid-19 ini mempercepat proses digitalisasi,” tuturnya Aviliani, Kamis (23/7).
Kendati begitu, ia mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia belum bisa berada dengan perubahan itu, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Buktinya, 50% pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 tidak bisa menjalankan usahanya. Padahal mereka menyumbang 60% Produk Domestik Bruto (PDB).
“Efeknya kalau lihat efeknya seolah-olah positif, tapi banyak perilaku dan pelaku ekonomi yang tidak terbawa dalam era ekonomi digital ini,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia mendorong agar kebijakan pemerintah diarahkan untuk menyikapi perubahan ini. Sementara, sektor UMKM diarahkan agar tidak hanya berpaku pasa sektor perdagangan, tetapi juga memiliki nilai tambah lainnya.
“Jadi, menurut saya tidak hanya selesaikan masalah Covid-19 ini. Sebab ini juga akan berdampak pada transformasi ekonomi yang secara sadar tidak sadar berubah,” pungkasnya.
Sebagai referensi, Temasek memproyeksikan potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 bisa tembus hingga US$133 miliar atau setara Rp1.500 triliun. Diketahui, Temasek merupakan perusahaan investasi global yang berkantor pusat di Singapura.
Sebelumnya, Temasek dalam risetnya di 2015, memprediksi potensi ekonomi digital Indonesia mencapai US$80 miliar pada 2025. Kemudian di 2017, merevisinya menjadi US$100 miliar pada riset. Terakhir di 2018, Temasek menaikkan prediksinya menjadi US$133 miliar.
(LH)