Channel9.id – Jakarta. Satu hal yang menarik pada perhelatan KTT G20 di Bali 15-16 November 2022, adalah penampilan polisi berkuda yang melakukan tugas patroli pengamanan.
Patroli polisi berkuda sendiri dilaksanakan setiap waktu, dan didukung sistem keamanan dan keselamatan 24 jam dari Polda Bali dan The Nusa Dua, seperti dikutip dari laman Kominfo.
Patroli polisi berkuda Polri diturunkan dalam pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali, sebagai komitmen Polri dalam rangka sterilisasi kawasan Nusa Dua tempat pertemuan para pemimpin dunia itu, dari kendararaan berbasis bahan bakar fosil.
Baca juga: Kapolri: Semua Skenario Pengamanan G20 Sudah Dipersiapkan, Tidak Ada Celah
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi berkuda untuk patroli keamanan dan dan kendaraan listrik digunakan karena kawasan Nusa Dua Bali akan steril dari kendaraan berbasis fosil pada puncak pelaksanaan KTT G20.
“Selain kendaraan listrik yang digunakan sebagai pengawalan delegasi, Polri melalui Direktorat Polisi Satwa Baharkam Polri menerjunkan polisi satwa yang bertugas melakukan patroli di ring 1 kawasan Nusa Dua, Bali,” kata Dedi, dikutip dari indonesia.go.id, Senin 14 November 2022.
Polisi berkuda tidak hanya difungsikan pada pelaksanaan KTT G20 Bali saja. Sebelumnya, patroli berkuda juga diturunkan pada peringatan Hari Buruh.
Polisi berkuda dalam catatan sejarah pertama kali diperkenalkan oleh polisi London Bow Street yaitu unit berkuda Mounted Branch of the Metropolitan Police pada 1758. Kemudian, pasukan polisi berkuda resmi pertama tercatat di Inggris dengan nama Patroli Kuda London tahun 1805, seperti dikutip dari laman US Department of Justice Library.
Kemudian patroli unit polisi berkuda berkembang di negara lain, di Australia dan Texas pada tahun 1820-an. Perkembangan ini juga ada di Afrika Selatan, Selandia Baru, Yordania, India, Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Bahkan di Inggris Raya, polisi berkuda juga menjalankan dinas dalam dan luar negeri.
Unit polisi berkuda mulai digunakan antara lain sebagai pengendali huru-hara, memberi kesan hubungan masyarakat, memanfaatkan visibilitasnya yang tinggi, dan menambahkan sentuhan arak-arakan dalam acara perayaan seperti parade dan pemakaman.
“Di Indonesia sendiri, patroli polisi berkuda merupakan bagian dari Detasemen Turangga, Subdit Pelacakan dan Penangkalan, Direktorat Kepolisan Satwa Korps Samapta Bhayangkara Badan Pemelihara Keamanan atau Ditpolsatwa Korshabara Baharkam Polri,” demikian seperti dikutip dari laman Polsatwa.
Ditpolsatwa bertugas menggelar kegiatan penjagaan, pengawalan, patroli, SAR terbatas, pengendalian massa (dalmas) dengan satwa anjing dan kuda, pelacakan bahan peledak hingga korban bencana, pemeliharaan dan kesehatan satwa Polri, serta pendidikan dan pelatihan pawang, penunggang, maupun anjing dan kuda.
Polri mengerahkan sebanyak 18 kuda asal Belanda yang disiapkan dari Polda Bali, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Kuda-kuda tersebut memiliki spesifikasi, perawatan, dan makanan khusus. Usai dipakai patroli, kuda akan dimasukkan ke dalam bus berpendingin udara (AC) agar kondisinya tetap prima.
“Kudanya berasal dari Belanda. Spesifikasi dan perawatannya memang khusus. Kudanya juga cukup besar dan tinggi sekitar 165-170 cm,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan, kuda tersebut akan ditunggangi personel Polri yang sudah dilatih 2-3 bulan terakhir. Akan ada 3 shift patroli yang berkeliling di sekitar kawasan Nusa Dua, Bali. Dedi berharap, KTT G20 Bali di Nusa Dua berjalan aman dan lancar sehingga membawa nama baik Indonesia di kancah dunia.