Paus Orca Tabrak dan Rusak Kapal di Lepas Pantai Spanyol
Internasional

Paus Orca Tabrak dan Rusak Kapal di Lepas Pantai Spanyol

Channel9.id-Jakarta. Paus Orca dilaporkan telah merusak perahu di lepas pantai selatan Spanyol ungkap layanan penyelamatan laut setempat, Jumat (26/5). Mereka menambahkan bahwa ada puluhan paus orca yang menyerang perang pada tahun ini di laut Spanyol dan Portugal.

Menurut Atlantic Orca Working Group (GTOA), setidaknya ada 20 konfrontasi antara paus orca dengan perahu-perahu pada bulan ini di Selat Gibraltar. Kelompok ini memonitor subspesies paus orca Iberia.

Pada Kamis pagi, segerombolan paus orca merusak lambung kapal dan menabrak kapal Mustique saat kapal itu berlayar ke Gibraltar. Hal ini memaksa kru kapal untuk menghubungi dan meminta bantuan kepada pihak otoritas Spanyol.

Bantuan kemudian segera datang dengan mengerahkan kapal laut dan helikopter. Dua rombongan penyelamat itu datang membawa pompa lambung kapal untuk membantu kapal sepanjang 20 meter, yang mana berlayar dibawa bendera Inggris.

Kapal Mustique kemudian harus diderek ke pelabuhan Barbate di provinsi Cadiz karena harus diperbaiki.

GTOA merilis data pada tahun 2022 yang menyebutkan bahwa ada 207 interaksi antara paus orca dengan kapal-kapal laut.

Walaupun banyak orang menyebut orca sebagai paus pembunuh, orca sendiri bukanlah bagian dari paus, tapi lumba-lumba. Orca sendiri dapat tumbuh sampai sebesar 8 meter dan berat mencapai enam ton.

Sebuah studi pada 2021 mengenai interaksi paus orca dengan kapal-kapal laut di selat Gibraltar menyebutkan bahwa beberapa hewan tersebut menunjukkan perilaku yang mengganggu pada tahun 2020.

“Hewan itu menyenggol, mendorong dan membalikkan perahu,” kutip studi tersebut, menambahkan bahwa mereka adalah 14 orca, yang kebanyakan masih muda.

“Perilaku orca ketika berinteraksi dengan perahu-perahu itu tidak dianggap sebagai perilaku yang agresif,” tulis laporan tersebut.

“Masih belum diketahui bagaimana awal terjadinya perilaku ini, namun kami menduga ini hanyalah mereka yang sedang ingin bermain atau penasaran, atau sebaliknya ini bisa menjadi perilaku yang disebabkan oleh insiden yang tidak menyenangkan dan oleh karena itu mereka melakukan tindakan pencegahan,” simpul laporan tersebut.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

83  +    =  86