Channel9.id-Amerika Serikat. Amerika Serikat mengutuk kekerasan yang terjadi di Yerusalem atas tindakan kekerasan polisi Israel, Minggu (9/5/2021). Polisi Israel mengusir paksa keluarga Palestina dari Yerusalem Timur di pemukiman Sheikh Jarrah pada hari Sabtu.
Kutukan itu datang setelah Palang Merah Palestina mengatakan setidaknya 17 orang, termasuk satu paramedis, mengalami luka-luka selama aksi damai di jalanan Yerusalem Timur pada Minggu pagi.
Situasi di Yerusalem, Tepi Barat dan Jalur Gaza sedang tegang sepanjang bulan suci Ramadhan ini. Situasi semakin memanas setelah adanya kemungkinan diusirnya keluarga-keluarga Palestina di Sheikh Jarrah pada lahan yang diklaim secara ilegal oleh penduduk Yahudi.
Setidaknya 90 orang Palestina mengalami luka-luka setelah polisi Israel menggunakan kekerasan untuk membubarkan unjuk rasa pada hari Sabtu di luar Kota Tua Yerusalem. Pada hari Jumatnya 200 orang Palestina juga mengalami luka-luka setelah polisi Israel meringsek masuk ke Masjidil Al-Aqsa.
Kericuhan di hari Minggu kemungkinan akan semakin memanas pada hari Senin nanti, di hari para penduduk Israel rayakan Hari Yerusalem, hari dimana mereka menduduki Yerusalem Timur pada 1967 yang kemudian di klaim oleh Israel.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB menyerukan Israel untuk tidak menggunakan kekerasan dan menghormati kebebasan berkumpul secara damai di Yerusalem Timur.
Ia juga merasa sangat khawatir dengan kekerasan yang terus terjadi di Yerusalem Timur. “Ia juga khawatir dengan adanya kemungkinan diusirnya keluarga-keluarga Palestina dari rumahnya,” ujar Stephane Dujarric pada pernyataannya.
“Ia mendesak Israel untuk tidak menahan ataupun menggunakan kekerasan,” tambahnya.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan pada hari Senin untuk mendiskusikan kericuhan yang terjadi di Yerusalem Timur.
Para diplomat juga mereka mengadakan pertemuan itu atas permintaan dari dua sepertiga 15 anggota dewan, yaitu Tunisia, Irlandia, Cina, Estonia, Prancis, Norwegia, Nigeria, Vietnam dan St Vincent dan Grenadines.
(RAG)