Channel9.id – Jakarta. Pembahasan Penyederhanaan kurikulum dirahasiakan. Bahkan pihak Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) Kemendukbud diminta supaya tutup mulut. Apakah ini karena inisiasi penyederhanaan kurikulum datang dari Sampoerna Foundation?
Mantan ketua tim pengembangan K13 Prof. Said Hamid Hasan mengatakan dirinya mendapat informasi, penyesuaian kurikulum itu diinisiasi oleh Sampoerna Foundation.
“Pagi ini saya dapat informasi pemikirannya itu dari Sampoerna Foundation,” ungkap Prof. Said seperti dikutip Jawa Pos.com, Senin (21/9).
Pihak yang berwenang terkait kurikulum, Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) Kemendikbud pun, kata dia, tidak terlalu dilibatkan dalam pembahasan penyederhanaan mapel. Puskurbuk lebih ke teknisnya.
“Pertama yang saya ketahui ya mungkin, pengembangannya itu hanya sebagian dari teman Puskurbuk, tapi mereka sebetulnya lebih banyak teknisnya. Pemikirannya justru bukan dari Puskurbuk. Bukan orang dari kurikulum, bahkan ada yang baru lulus (pendidikan) tahun lalu, jadi ini persoalan,” katanya.
Anehhnya lagi, Puskurbuk diminta untuk tidak terlalu banyak bicara mengenai hal ini. Semua yang terkait penyederhanaan kurikulum bersifat rahasia.
“Puskurbuk ada yang tahu, karena ada yang terlibat juga beberapa. Mereka juga mengatakan ini rahasia, ini rahasia,” imbuhnya.
Menurut Prof. Said, perubahan kurikulum tidak ada masalah. Namun yang terpenting dalam pembahasannya ini harus transparan. Padahal ini demi kebaikan pendidikan Indonesia.
Baca juga: ‘Orang’ Sampoerna Dibalik Draft Penyederhanaan Kurikulum Kemendikbud
Namun kemudian rencana penyederhanaan kurikulum itu mencuat ke publik setelah para pengamat pendidikan dan guru-guru mata pelajaran sejarah mengkritik keras gegara mata pelajaran sejarah akan dihilangkan di kurikulum penyederhanaan itu.
“Saya, perubahan kurikulum itu tidak masalah, tapi kan konsepnya itu harus jelas terbuka, karena perkembangan hidup kita menyebabkan kita harus berubah dalam kurikulum. Itu bekerjanya semacam satu secret, satu kerja rahasia, tidak boleh bocor. Kenapa harus menjadi rahasia. Ini untuk orang banyak, kenapa harus rahasia,” jelasnya.
Padahal menurut Prof. Said, pada saat timnya merancang K13 itu dilakukan secara terbuka meskipun hanya berbentuk draf. Semua pihak yang berkepentingan dilibatkan. Namun sekarang kenapa pembahasan dilakukan secara diam-diam.
“Itu diangkat dan dibicarakan, didiskusikan. Itu bukan berarti dia menjadi rahasia, dia kita sebut draf satu bulan ini, jadi memang sifatnya terbuka. Kemudian kita sosialisasikan ke setiap perguruan tinggi, kemudian ke setiap wilayah,” pungkasnya.