Channel9.id-Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjuk empat lokasi untuk pembangunan Pusat Data Nasional, yakni di Jabodetabek—tepatnya di Bekasi, Batam, calon ibu kota negara baru, dan Labuan Bajo.
Adapun pemilihan lokasi itu atas pertimbangan aspek geostrategis lokasi. Pembangunan Pusat Data Nasional sendiri ditujukan untuk mengumpulkan data-data di daerah, yang kemudian akan disimpan dalam satu wadah terpusat. Upaya ini diharapkan bisa mengefisiensi belanja negara, namun tetap efisien penggunaannya.
“Tentu presiden inginkan di periode ini kita mempunyai satu pusat data untuk mendukung satu data Indonesia agar pemerintah ini dan pemerintahan berikutnya menjadi lebih mudah dalam mengambil keputusan yang akurat.Sehingga, kebijakan bisa diambil dengan tepat, efisiensi belanja negara bisa dilakukan dengan lebih baik lagi,” tutur Johnny.
Baca juga : Telkomsel dan Smartfren Jadi Pemenang Lelang Frekuensi 5G
Untuk diketahui, ia mengatakan bahwa total data baik di pemerintah pusat dan pemerintah daerah berjumlah 2.700 pusat data. Hanya sekitar 3% yang memenuhi standard global.
“Hal itu berdampak pada sulitnya melakukan satu data melalui berbagai metode dan metodologi, baik itu data cleansing, data cleaning, dan interoperabilitas yang mengakibatkan kesulitan kita mempunyai satu data nasional dalam mengambil kebijakan-kebijakan publik, dalam merancang pembangunan yang berperspektif masa depan yang akurat,” jelas Johnny.
Sementara itu, Pusat Data Nasional yang sedang dibangun pemerintah itu nantinya akan memenuhi global, yakni Tier 4, yang menurut Johnny sebagai level tertinggi data center.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan bahwa pihaknya berharap pembangunan Pusat Data Nasional di Jabodetabek kelar di 2023. “Lahannya sudah tersedia, proses pembiayaan sedang kita siapkan, desain-desain basic sudah selesai, dan kita sudah siap itu,” sambung dia.
(LH)