Channel9.id-Jakarta. Kementerian Perdagangan mewaspadai potensi penurunan kinerja ekspor nonmigas setelah adanya penurunan ekspor dan impor pada Mei 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. “Pandemi Covid telah berdampak ke kinerja perdagangan. Berdasarkan publikasi BPS, meski neraca perdagangan positif tapi dari sisi ekspor turun. Impor turun lebih dalam lagi. Ini perlu kami waspadai,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan Muhri, Kamis, 18 Juni 2020.
Strategi yang akan dilakukan, diantaranya mengamankan pasar ekspor utama dan memperluas pasar ekspor baru; meningkatkan daya saing, diversifikasi produk ekspor dan fasilitasi perdagangan; menggiatkan promosi ekspor dan penguatan pencitraan Indonesia; kemudian pemanfaatan e-commerce untuk produk domestik.
Selanjutnya penyederhanaan prosedur ekspor dan kemudahan impor bahan baku/bahan penolong; optimalisasi dan reorientasi peran atase perdagangan dan ITPC; meningkatkan pengamanan perdagangan untuk penyelamatan ekspor di negara tujuan ekspor; serta percepatan penyelesaian perundingan perdagangan internasional.
Kasan mengatakan sektor usaha kecil dan menengah juga menjadi perhatian pemerintah. Dia menyebut pemerintah juga terus mendorong agar para pelaku usaha kecil dan menengah bisa meningkatkan ekspornya secara daring. “Terlebih fenomena setelah Covid-19 ini transaksi online signifikan peningkatannya,” kata Kasan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 surplus US$ 2,1 miliar dengan nilai ekspor US$ 10,53 miliar dan impor US$ 8,44 miliar. Nilai ekspor dibandingkan April lalu 13,40 persen dan turun 28,95 persen dibandingkan nilai ekspor Mei 2019. Sedangkan, nilai impor Mei lalu turun 32,65 persen dibanding April dan merosot 42,20 persen dibandingkan Mei 2019.