Channel9.id-Jakarta. Presiden Joko Widodo melepas ekspor produk-produk Indonesia yang bernilai total nilai US$1,64 milyar atau setara Rp23,75 triliun. Kegiatan pelepasan ekspor tersebut dilakukan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (04/12).
“Memang, di situasi pandemi dan perekonomian global yang sedang lesu saat ini berdampak pada pasar ekspor yang juga pasti menurun. Namun, kita tidak boleh menyerah, kita harus melihat dengan lebih jeli peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi,” ujarnya.
Sebagai informasi, ekspor Indonesia periode Januari hingga Oktober 2020 lalu terbilang menggembirakan, yakni mengalami surplus sebesar US$17,07 miliar. Namun, Kepala Negara meminta pihaknya tak cepat berpuas diri dengan capaian tersebut.
Jokowi pun menyebut, potensi ekspor Indonesia masih jauh lebih besar dari nilai tersebut.
Baca juga: Kunjungan ke Jepang, Luhut Minta Dukungan Pembentukan SWF Indonesia
“Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimistis. Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan. Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita,” ucapnya.
Jokowi mengingatkan, persoalan yang menghambat kinerja ekspor Indonesia harus terus dicermati dan dicarikan solusinya. Regulasi yang rumit serta prosedur birokrasi yang menghambat juga harus segera dipangkas.
Dalam konteks kerja sama regional, sambungnya, negosiasi terhadap perjanjian-perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) juga harus dipercepat, utamanya terhadap negara-negara yang potensial untuk menjadi pasar bagi produk-produk ekspor Indonesia.
“Atase perdagangan dan ITPC harus mampu menjadi market agent dan melakukan market intelligence. Daya saing eksportir khususnya usaha kecil dan menengah harus terus ditingkatkan. Gandeng UKM di seluruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi pesanan,” tandasnya.