Channel9.id – Jakarta. Pengamat Terorisme sekaligus Marbot Rumah Daulat Buku (Rudalku) Soffa Ihsan menyampaikan, ormas Front Pembela Islam (FPl) yang dipimpin Rizieq Shihab, berpotensi menjadi organisasi teroris.
“Fakta-fakta sebelumnya menunjukan puluhan anggota FPI terlibat dalam jaringan dan aksi teroris. Di Rudalku juga ada 3 yang dulu aktif di FPI. Tidak otomatis memang, tapi FPI ada potensi ke teroris,” kata Soffa, Selasa (8/12).
Menurut Soffa, ada hukum yang tidak bisa dibantah bahwa kelompok intoleransi merupakan bentuk awal menuju kelompok teroris.
“Ini agaknya berlaku semacan aksioma yang relatif bahwa kelompok intoleransi menjadi jalan untuk menuju terorisme,” ujarnya.
Hal lain yang memperkuat FPI berpotensi menjadi kelompok teroris yakni dari ideologinya. FPI sampai saat ini masih mencantumkan Khilafah sebagai cita-cita ideologisnya. Bahkan, FPI mendukung kondep Khilafah yang diserukan ISIS.
“FPI sendiri di awal berdirinya ISIS 2014 melalui Rizieq Shihab meneriakkan untuk mendukung kekhilafahan ISIS walau akhirnya nyaris tak terdengar lagi Tetapi secara doktrinal FPI tetap mencantumkan khilafah sebagai cita idiologisnya kendati beda konsep khilafahnya,” katanya.
“Seperti halnya Jemaah Islamiyah (JI) yang tetap memperjuangkan daulah islamiyah meski saat ini tiarap. Mereka tetap melakukan upaya perekrutan dan pelatihan. Apalagi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang lebih keras dalam mewujudkan citanya melalui gerakan bawah tanah. Saya lihat di lapangan mereka masih bertaji,” lanjutnya.
Terkait tewasnya 6 laskar FPI karena menyerang polisi, Soffa menilai, hal ini menunjukan pola kekerasan yang dimiliki oleh FPI. Hal itu juga menunjukan bahwa FPI saat ini dalam kondisi tertekan.
“Kasus tewasnya 6 anggota FPI oleh polisi setidaknya menunjukkan pola kekerasan FPI terlebih dalam kondisi frustasi di mana FPI digencet sana-sini,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Polisi terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur kepada sejumlah laskar FPI di ruas tol Cikampek, Senin (7/12) dini hari. Tindakan tegas itu dilakukan karena sepuluh laskar FPI menyerang polisi dengan cara menodongkan senjata api hingga senjata tajam. Akibat serangan itu, polisi membela diri yang mengakibatkan enam orang laskar FPI meninggal dan empat melarikan diri.
(HY)