SPBU Swasta-Pertamina
Ekbis

Pertamina Perluas Peran, SPBU Swasta Kini Bergantung Pasokan Lokal

Channel9.id, Jakarta. Peta pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional memasuki babak baru. Shell Indonesia akhirnya resmi masuk ke skema pengadaan domestik dengan membeli base fuel dari PT Pertamina Patra Niaga, menandai pergeseran strategi operator SPBU swasta dari ketergantungan impor menuju pemanfaatan stok dalam negeri.

Langkah ini sekaligus mengakhiri kekosongan produk bensin di jaringan SPBU Shell yang terjadi sejak Oktober 2025, setelah sempat langka sejak akhir Agustus akibat keterbatasan kuota impor.

Mengikuti BP–AKR dan Vivo, Shell membeli 100.000 barel base fuel dari Pertamina. Secara kumulatif, Pertamina telah menyalurkan 430.000 barel ke SPBU swasta.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth M.V. Dumatubun menegaskan, transaksi ini merefleksikan kapasitas Pertamina sebagai jangkar suplai energi nasional.

“Penyaluran ke Shell menegaskan bahwa Pertamina bukan hanya melayani jaringan sendiri, tapi juga menjadi mitra strategis operator swasta untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/12/2025).

Kelangkaan BBM di SPBU swasta tahun ini berakar pada habisnya kuota impor sebelum akhir tahun. Meski kuota impor telah dinaikkan menjadi 110% dari realisasi tahun lalu, realisasinya tetap tidak mencukupi kebutuhan pasar.

Situasi ini mendorong Kementerian ESDM mengarahkan badan usaha swasta untuk menggandeng Pertamina yang masih memiliki stok dan akses impor.

Awalnya, mekanisme dilakukan melalui skema lelang bersama. Namun sejak Oktober 2025, pemerintah mengubah skema menjadi negosiasi business-to-business (B2B) langsung antara Pertamina dan masing-masing badan usaha.

Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman sebelumnya menjelaskan bahwa model kolektif terbukti tidak efektif karena perbedaan spesifikasi dan komitmen antarperusahaan.

“Sekarang masing-masing badan usaha langsung berkomitmen dengan Pertamina. Satu per satu, tidak digabung lagi,” ujarnya saat Minerba Convex 2025.

Peran Pertamina Makin Dominan

Dalam skema baru ini, Pertamina tak hanya bertindak sebagai operator SPBU milik negara, tetapi menjadi hub pasokan bagi pemain swasta.

Roberth menjelaskan bahwa seluruh pasokan dilakukan melalui prosedur B2B yang mengedepankan tata kelola perusahaan, mulai dari tender, joint surveyor, hingga mekanisme open book untuk aspek komersial.

“Produk yang kami suplai telah memenuhi seluruh persyaratan teknis yang diminta badan usaha swasta,” katanya.

Dari sisi hilir, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian menegaskan bahwa base fuel dari Pertamina tetap diproses ulang agar sesuai standar global Shell.

Base fuel yang diterima akan melalui proses pencampuran aditif dan pewarna khusus sebelum dijual ke konsumen.

“Kami memastikan produk yang tersedia tetap memenuhi standar keselamatan operasional dan kualitas global Shell,” katanya.

Shell menyatakan akan mengumumkan pemulihan stok secara bertahap melalui kanal resmi perusahaan.

Masuknya pemain swasta ke skema pasokan Pertamina memunculkan dinamika baru dalam tata kelola energi nasional. Di satu sisi, langkah ini memperkuat stabilitas pasokan. Di sisi lain, ketergantungan operator swasta terhadap BUMN berpotensi mengubah struktur persaingan jangka panjang.

BP–AKR lebih dulu membeli 100.000 barel pada Oktober dan menambah 130.000 barel pada akhir November. Sementara Vivo membeli 100.000 barel pada akhir November.

Ke depan, pola kemitraan ini berpotensi menjadi model permanen jika kuota impor terus dibatasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  7  =