Channel9.id-Sudan. Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok telah mengungkapkan ke beberapa sekelompok politikus nasional dan figur-figur intelektual kalau ia berniat untuk mengundurkan diri dari jabatannya dalam beberapa jam kedepan, ungkap dua narasumber yang dekat dengan Hamdok kepada Reuters pada hari Selasa, Rabu (22/12/2021).
Sebelumnya, Hamdok kembali menjadi perdana menteri pada tanggal 21 November setelah sempat ditahan oleh pasukan junta yang melakukan kudeta untuk mengakhiri kerjasama perpindahan kekuasaan antar pihak militer dengan pemerintah pusat.
Baca juga: PM Sudan Capai Kesepakatan dengan Junta, Hamdok Kembali Menjabat
Walaupun beberapa kekuatan politik turut andil dalam menyusun kesepakatan tersebut, kesepakatan tersebut tetap menerima banyak kritik dari partai-partai lain dan masyarakat umum.
Pada hari Sabtu lalu, ratusan ribu orang berunjuk rasa di istana presiden untuk menolak kekuasaan junta dan keputusan Hamdok yang ingin kembali ke kursi jabatannya.
Sekitar 47 orang telah menjadi korban jiwa unjuk rasa terhadap kekuasaan militer, termasuk dua saat unjuk rasa Sabtu kemarin.
Narasumber yang dekat dengan Hamdok sebelumnya mengatakan kalau “Ia hanya akan menjabat jika ia mempunyai dukungan politik dan jika kesepakatan tersebut disahkan,” kutip narasumber tersebut. Kesepakatan itu menyatakan untuk membebaskan seluruh tahanan politik, melindungi kebebasan bersuara dan mengizinkan Hamdok secara independen menunjuk kabinet barunya.
Dalam sebuah pernyataan selama akhir pekan ini, Hamdok menjelaskan kalau Sudan sedang menuju “kehancuran”, dan menyalahkan adanya ketegangan politik dan kurangnya konsensus pada kesepakatan politik yang baru itu.
Orang-orang yang diberitahu oleh Hamdok kalau ia ingin mengundurkan diri menyarankan Hamdok untuk tidak melakukan hal tersebut, namun ia tetap bersikeras untuk tetap melakukannya, tambah narasumber yang tak ingin disebutkan namanya itu.
(RAG)