Channel9.id – Jakarta. Rektor UNJ Komarudin menyampaikan, musibah yang sedang dialami mata pelajaran (mapel) sejarah hampir sama situasinya dengan mapel PKN pada 2002.
Kala itu, Kemendikbud berencana melebur mapel PKN dengan IPS (PKN-PS) untuk siswa di tingkat SMP dan SMK. Rencana itu menuai kritik dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa hingga guru PKN.
“Kemendikbud berencana melebur PKN dengan IPS, mereka sebut PKN-PS untuk tingkat SMP dan SMK. Bahkan, SMK sudah melebur mapel itu,” kata Rektor UNJ pada Webinar ‘Sejarah Pendidikan Sejarah Indonesia Dalam Tinjauan Didaktik dan Berpikir Historis’ yang digelar IKA UNJ, Rabu (30/9).
Karena hal itu, mahasiswa dan guru melakukan unjuk rasa menuntut pembatalan rencana peleburan tersebut. Singkat cerita, rencana itu pun dibatalkan.
Menurut Komarudin, ada kesaman antara peristiwa itu dengan yang dialami mapel sejarah. Lantaran, dua mapel tersebut merupakan inti untuk membentuk identitas nasionalisme manusia Indonesia.
“Apalagi ketahanan bangsa ditentukan nilai nilai ke-Indonesiaan. Itu ada di PKN dan sejarah,” tegas Komarudin.
Baca juga : Presiden AGSI: Mapel Sejarah Digeser Jadi Pilihan, Penjelasan Nadiem Belum Jernih
Di samping itu, Komarudin menilai, rencana tersebut menghilangkan mata pencaharian bagi guru-guru terkait.
“Apalagi, hal ini terkait erat pekerjaan. Kalau berbicara mata pencaharian ramainya luar biasa. Kalau terusik kepentingan perut akan seperti itu,” ujarnya.
Diketahui, dalam draf penyusunan kurikulum, mapel sejarah akan dihilangkan di tingkat SMK dan mengubah mapel sejarah dari wajib ke pilihan di tingkat SMA.
(HY)