Channel9.id-Surabaya. Siang ini Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) yang berada di Kelurahan Kedung Cowek Surabaya resmi dioperasikan. Rencananya setelah resmi dibuka, RSLT akan langsung diisi oleh 150 pasien dari puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, rencananya pada siang ini RSLT bakal mulai diisi sekitar 150 pasien COVID-19 dengan kategori OTG dan gejala ringan. Sedangkan pasien dengan gejala berat, dirawat di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
“Mungkin nanti sekitar 150 pasien ya. Semua dari (rujukan) puskesmas. Yang ke sini besok siang adalah yang OTG dan ringan. (Gejala) berat di RSUD Soewandhie. Dan Soewandhie yang gejala ringan dioper ke sini (RSLT),” kata Fenny, Kamis (8/7/21).
Saat pasien datang akan ditempatkan di gedung D RSLT atau di lantai 1 sisi selatan. Sedangkan untuk jumlah total ruangan di RSLT sendiri ada 5 dan lebih dari 150 nakes.
“Jadi ada lima ruangan, terdiri dari A, B, C, D dan E. Untuk tenaga kesehatan sementara ada sekitar lebih 150-an dari rekrutmen baru,” ujar Fenny.
Untuk mekanismenya, pasien tidak bisa langsung datang ke RSLT menggunakan ambulans. Namun, harus rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.
“Supaya kita tidak tertinggal untuk tracing. Yang membawa ke sini Puskesmas. Jadi kalau warga langsung datang pakai ambulans ke sini tidak bisa,” jelas Fenny.
Adapun beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien COVID-19 ingin menjalani perawatan di RSLT. Yakni, membawa KTP, KK serta hasil PCR positif baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain.
“Tergantung dari mereka periksanya (Swab PCR) di mana. Tapi tetap yang membawa ke sini (RSLT) dari puskesmas, karena semua agar terdata,” ucapnya.
Kapasitas di RSLT sendiri bisa mencapai 1.000 bed. Namun, untuk tahap awal saat ini telah tersedia 400 bed. Nantinya, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Hotel Asrama Haji (HAH) bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan di HAH sendiri bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek.
“Jadi pasien (Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD (instalasi gawat darurat) di sana, tapi kita fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek,” paparnya.
Feny menambahkan layanan di RSLT sendiri hampir sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di rumah sakit lain. Sebab di RSLT telah dilengkapi dengan ruangan IGD, rawat inap, radiologi, farmasi, hingga laboratorium.