Nasional

Sastrawan Ajip Rosidi Wafat

Channel9.id-Jakarta. Sastrawan Ajip Rosidi meninggal dunia pada Rabu (29/07) pukul 22.20 WIB usai menjalani perawatan intensif di RSUD Tidar Magelang. Almarhum menghembuskan nafas terakhir pada usia 82 tahun.

Titis Nitiswari, putri almarhum menuturkan, Ajip mulai menjalani perawatan di rumah sakit pada Kamis, 23 Juli lalu. Pada Sabtu, (25/07), almarhum sempat menjalani operasi karena mengalami pendarahan otak. Selain itu, Ajip juga menderita kanker, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

“Bapak masuk rumah sakit hari Kamis (23/7/2020). Meninggal jam 22.20 WIB tadi malam. Setelah itu, langsung dibawa pulang ke rumah,” katanya di rumah duka, Kamis (30/7/2020) pagi.

Sastrawan itu akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, siang ini.

Ajip Rosidi, meninggalkan seorang istri yang merupakan aktris senior Nani Wijaya dan 6 putera, 11 cucu dan empat cicit.

Pria asal Jawa Barat ini, awalnya menulis karya kreatif dalam bahasa Indonesia, kemudian telaah dan komentar tentang sastra, bahasa dan budaya, baik berupa artikel, buku atau makalah dalam berbagai pertemuan di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Ia banyak melacak jejak dan tonggak alur sejarah sastra Indonesia dan Sunda, menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah, berupa ceramah atau makalah. Dia juga menulis biografi seniman, dan tokoh politik.

Ajip adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif. Tercatata sebanyak 326 judul karya dimuat dalam 22 majalah. Karyanya banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, a.l. dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perands, Kroatia, Rusia

Ajip juga beberapa kali menerima penghargaan sastra baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya Kun Santo Zui Ho Sho yaitu “Bintang Jasa Khazanah Suci, Sinar Emas dengan Selempang Leher” dari pemerintah Jepang, sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan Indonesia-Jepang pada tahun 1999.

Setelah pensiun, ia menetap di desa Pabelan, Magelang, hingga akhir hayatnya. Meskipun begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda. Pada tahun 2008, beberapa sastrawan mengapresiasi karyanya yang dituangkan dalam buku berjudul Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun Ajip Rosidi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +    =  9