Channel9.id, Jakarta – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut industri manufaktur sumbangsihnya makin merosot dari tahun ke tahun. Saat ini, kurang dari 20 persen sumbangsih sektor manufaktur terhadap PDB.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kemorosotan sektor manufaktur tersebut menjadi anomali di saat status masih belum menjadi negara maju.
“Kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia terus menurun, sebelum kita mencapai status negara berpenghasilan tinggi. Kita tua sebelum kaya. Kita tidak menginginkan hal tersebut,” katanya dalam Annual Conference on Indonesia Economic Development (ACIED) 2024 di Kantor BRIN, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Menurutnya, Indonesia pernah jaya dalam urusan industri manufaktur. Ia mencontohkan sumbangsih sektor ini terhadap PDB pernah menyentuh 32 persen pada 2002 lalu.
Sayang, prestasi tersebut sirna. Bappenas mencatat kontribusi industri ini terus anjlok dari tahun ke tahun.
“Sekarang hanya ada kurang dari 20 persen sumbangsih industri manufaktur terhadap PDB. Ini tidak bagus untuk perekonomian Indonesia. Karena industri manufaktur sangat penting untuk negara berkembang, seperti Indonesia,” imbuhnya.
Pada 2020, laju pertumbuhan PDB manufaktur minus 2,93 persen dengan kontribusi 19,88 persen. Lalu pada 2021, berhasil naik 3,39 persen dengan kontribusi yang turun ke 19,25 persen.
Pada 2022, laju pertumbuhannya naik menjadi 4,89 persen dengan kontribusi 18,34 persen dan 2023 tumbuh 4,64 persen dan sumbangsih ke PDB 18,67 persen hingga kuartal I-2024 tumbuh 4,13 persen dan kontribusi 19,28 persen.