Channel9.id – Jakarta. Peneliti Sejarah Budaya Maluku, Mus Huliselan menyampaikan sejumlah alasan yang membuat Sultan Zainal Abidin Syah layak mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Keberadaan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai penguasa Tidore – yang wilayah kekuasaannya mencakup Papua – berperan penting di dalam sejarah perebutan kembali Irian Barat dari Belanda.
“Saat itu, Indonesia berkonflik dengan Belanda untuk memperebutkan Irian Barat. Oleh karena itu Soekarno menetapkan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Gubernur Irian Barat dan menjadikan Tidore sebagai provinsi pada 17 Agustus 1956. Hal ini dilakukan, karena Sultan memimpin Kerajaan Tidore yang sudah lama berkuasa. Wilayah kekuasaan Tidore mencakup Maluku dan Papua,” jelasnya dalam Seminar Nasional berjudul Peran Sultan Zainal Abidin Syah dalam Mempertahankan kedaulatan NKRI di UNJ, Jakarta Timur, Kamis (12/3).
Huliselan pula menjelaskan Soekarno memilih Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Gubernur dengan pertimbangan yang matang. Soekarno menilai dukungan dari Sultan Tidore menjadi penentu kemenangan pengembalian Irian Barat.
“Belanda pula menilai Tidore dengan sultannya sebagai kunci yang dapat menutup atau membuka peluang kemenangan mereka,” katanya.
Selain itu, Sultan Zainal Abidin Syah memiliki kemampuan yang layak sebagai pemimpin.
“Ia salah satu Sultan yang santun dan tegas. Dari riwayat hidupnya bisa dilihat dari pendidikan dan pekerjaan yang dirasa mampu memimpin wilayah yang luas, maka Soekarno memilihnya,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, anggota tim peneliti sejarah Sultan Zainal Abidin Syah, Suprianto Prasaga menyatakan, negara tidak boleh melupakan kiprah Sultan Zainal Abidin Syah. Lantatan, Sultan Dikenal sebagai tokoh yang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
“Beliau ini kan selain sultan juga sebagai gubernur, gubernur Papua pertama. Gubernur perjuangan pembebasan Irian Barat. Dia menyuarakan bahwa Irian Barat itu adalah bagian dari NKRI, yang dari kesultanan Tidore,” kata Suprianto.
Tak hanya itu, Suprianto menilai Sultan Zainal Abidin Syah memiliki komitmen kuat untuk tetap bergabung dengan NKRI.
“Jadi, ada satu alasan tersendiri bahwa motor penggerak, dia harus mengambil keputusan (bergabung dengan NKRI), walaupun keputusan itu, dari berbagai kalangan, ada yang kontra. Dia tetap komitmen bahwa Tidore dan Irian Barat adalah bagian dari NKRI,” ucap dia.
Beberapa hal itu yang membuat Sultan Zainal Abidin Syah layak memperoleh gelar pahlawan nasional.
“Oleh karenanya, tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengusulkan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari Kesultanan Tidore,” tegasnya.
(Hendrik)