Oleh: Dr. Syaifuddin, M.Si., CICS.
Channel9.id – Jakarta. Dalam pertemuan ke 17 Kelompok Duapuluh (G20) di Bali tahun 2022 yang baru lalu, Jokowi telah menunjukkan jati diri melalui senyum khasnya. Senyum itu mengesankan Jokowi sebagai pribadi yang terkenal rendah hati dan bersahaja. Pemimpin yang berkarakter sangat sederhana, tidak berjarak dengan rakyat, tidak bergaya hedonis, dan tidak elitis. Gaya seperti ini sangat penting bagi seorang pemimpin.
Namun di balik karakter itu, Jokowi adalah pemipin visioner (pemimpin yang selalu berpikiran berorientasi jauh ke masa depan. Ia pekerja keras dengan slogan “kerja, kerja, dan kerja !!!” dengan ditopang oleh kemampuan manajemen politik dan manajemen kontrol yang baik dalam menjaga stabilitas nasional kita.
Kata banyak orang di luar sana, rakyat Indonesia beruntung punya presiden seperti Jokowi yang memiliki senyum yang khas dan murah senyum. Senyum indah Jokowi dalam penyambutan pemimpin G20 di Bali itu telah meninggalkan kesan yang dalam bagi banyak pihak terutama bagi tamu dari negera lain. Senyum Jokowi adalah senjata ampuh dalam menciptakan perdamaian dunia melalui rekonstruksi politik global pada KTT G20.
Baca juga: Mewaspadai Delusi Megalomania Dalam Relasi Kekuasaan
Berbicara tentang senyum (smile), misalnya dalam proses kepemimpinan, sebenarnya semua pemimpin termasuk Jokowi butuh berkomunikasi dan butuh membangun relasi yang baik dengan banyak pihak. Dalam kajian komunikasi terdapat komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbail adalah komunikasi lisan dan tulisan. Sedangkan komunikasi non-verbal merupakan bahasa/gerak tubuh (body linguage) sebagai tindakan/perilaku komunikasi seseorang di hadapan orang lain untuk menyampaikan/menukarkan makna melalui senyum, tertawa, cemberut, cemungut, muka lelah, atau sedang bersuka cita, dll. Secara umum senyum, sama halnya dengan mata, sebagai lambang non-verbal yang paling dominan, memiliki fungsi dan peran penting dalam menentukan efektifitas komunikasi di hadapan orang lain.
Senyum merupakan salah satu teknik komunikasi yang ampuh. Senyum tidak hanya menguntungkan bagi orang lain namun juga diri kita sendiri. Dengan tersenyum seseorang dapat menciptakan dan mempertahankan hubungan/relasi yang baik. Begitu pentingnya senyuman, seseorang dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran di hadapan orang lain.
Tentang senyum Jokowi sudah menjadi indikator dirinya sebagai pribadi yang hangat dan menyenangkan. Senyum Jokowi menggambarkan suasana hati dan perasaannya yang selalu baik, mampu memberi manfaat positif seperti menarik perhatian para pemimpin G20. Efek senyum Jokowi mampu menjadi suplemen penting dalam melancarkan komunikasi verbal yang ia sampaikan kepada semua Pemimpin G20. Dengan tersenyum dan menyapa dengan ramah khas Jokowi telah memberikan penilaian positif pada perhelatan dunia itu. Nilai plus terhadap diri Jokowi jauh lebih baik, sembari Jokowi berharap bahwa semua peserta G20 itu bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia kelak hubungan persahabatan atau persaudaraan antara Indonesia dengan para pemimpin G20 itu.
Sejak pertama kali para peserta KTT G20 itu tiba di Bali, kepuasan peserta terhadap pelayanan tuan rumah konferensi sangat nampak selama mereka sedang mengikuti acara bergengsi itu. Senyum tulus Jokowi telah mewarnai atmosfir politik Indonesia di arena acara itu sebagai Negara yang banyak membawa pesan-pesan persahabatan dan penuh percaya diri di mata dunia.
Kata Indy (2009), “Senyum bagi suatu pelayanan merupakan suatu motivasi diri dan kepercayaan diri. Karena pada saat kita memberikan informasi dengan senyum, ada suatu kepuasan yang tidak ternilai. Apalagi jika informasi itu bisa jadi first call resolution dan bisa langsung dimanfaatkan bagi customer”. Jokowi yakin bahwa senyum tulusnya itu akan mengantar Indonesia ke gerbang kesuksesan. Dengan senyumnya itu Jokowi melayani para pemimpin dunia itu, semakin menunjukkan kualitas kepemimpinannya dalam memberikan kepedulian pada para sahabatnya dari berbagai Negara itu. Djajendra (2008) mengatakan, “senyum tulus anda adalah mahakarya kebaikan”.
Sebagai salah satu simbol komunikasi non verbal, banyak makna yang dapat kita peroleh dari ekspresi Jokowi yang selalu tersenyum. Senyum Jokowi adalah faktor yang sangat menentukan makna pribadi pemimpin yang hangat, care dan welcome terhadap para pemimpin dunia dalam acara konferensi itu. Suasana perasaan dan sikap lainnya dari Jokowi telah tersampaikan lewat senyumnya. Senyum Jokowi telah berfungsi sebagai metakomunikatif dan suprasubyektif yang berisi pesan-pesan spiritual dan humanis yang berkualitas tinggi dalam upaya mempertahankan perdamaian dunia yang lebih baik. Senyum Jokowi sebagai cara berkomunikasi non verbal yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan-pesan verbal dalam rangka mendorong kepemimpinan dan komitmen Indonesia terhadap isu global yang lain.
Senyum Jokowi telah menyampaikan makna dan maksud prioritas dalam presidensi Indonesia pada KTT G20 tahun 2022 ini. Senyum Jokowi merupakan sarana sugesti yang paling tepat dan efektif dalam memengaruhi pikiran dan perasaan semua pimpinan G20, agar mereka bersedia mengakomodasi tujuan politik luar negeri Indonesia, mendorong ketahanan ekonomi nasional dan upaya pemulihan dari pandemi COVID-19, mendorong pencapaian Indonesia dalam reformasi dan demokrasi, budaya, pariwisata, industri kreatif, serta mengoptimalkan kepentingan nasional Indonesia lainnya.
Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Jakarta