Hot Topic

Sistem Pendidikan Harus Beradaptasi Dengan Revolusi Industri 4.0

Channel9.id – Jakarta. Memasuki  revolusi industri 4.0, semua aspek dan tatanan sosial masyarakat mengalami perubahan, dampak dari perubahan tersebut salah satunya adalah dalam bidang pendidikan nasional. Era digitalisasi menuntut berbagai persoalan dalam bidang pendidikan, seperti  masalah kompetensi guru, akses dan pemerataan pendidikan, kompetensi siswa dan bonus demografi, format pendidikan, standar kurikulum, revitalisasi Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), pengangguran harus segera dicermati.

 Persoalan-persoalan fundamental pendidikan tersebut, sangat mendesak untuk dicarikan solusinya. Jika tidak system pendidikan nasional bisa terdisrupsi oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Karena itulah, untuk membedah persoaln tersebut dan menyambut Hari Guru 25 November 2018, Ikatan Alumni UNJ (IKA UNJ) mengadakan kegiatan nasional bertemakan “Merefleksikan 73 Tahun Pendidikan Nasional” (Menggagas Sistem Pendidikan Nasional) pada hari Selasa-Rabu, 20-21 November 2018 bertempat di Gedung Bung Hatta kampus Universitas  Negeri Jakarta. Seminar tersebut bertujuan mencari jalan agar system pendidikan nasional bisa dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Kegiatan yang akan berlangsung dua hari, diawali presentasi, hampir seratus artikel yang diseleksi panitia dan merupakan hasil penelitian para dosen dan guru yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Kemudian sorenya ditutup oleh Seminar Nasional yang mengundang para pakar dan pejabat Kemdikbud.” Jelas Juri Ardiantoro Ketua Umum IKA UNJ

Salah seorang pembicara Wardiman Djojonegoro , mantan  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan , menyampaikan bahwa betapa pentingnya link and match dalam kebijakan pendidikan kita saat ini. Antara kebijakan pemerintah, universitas, sekolah dan dunia kerja. Inilah yang menjadi salah satu tantangan pendidikan nasional.

Berbeda dengan Wardiman, pembicara lainnya Muchlis R. Luddin (Irjen Kemdikbud) menyampaikan, “Bahwa salah satu persoalan pendidikan di era disrupsi ini adalah guru yang out of date, mengajar peserta didik yang berkembang pesat, yang akses mereka ke teknologi informasi sangat cepat. Jadi guru mesti terus meng-upgrade kualitas dirinya.”

Pembicara ketiga Robertus Robert (dosen UNJ) memberikan pandangan yang berbeda. Dosen sosiologi ini mengkritik jika beban kurikulum saat ini sangat sarat muatan nilai, karakter atau hal-hal yang bersifat normatif. “Sejak dari SD-SMA bahkan di perguruan tinggi, peserta didik selalu disosialisasikan, diajarkan dan diberikan nilai-nilai karakter moral. Namun pendidikan nasional kita sangat minim rasionalitas berpikir. Semestinya apalagi di universitas way of thingking inilah yang diutamakan.”

Makanya tidaklah heran saat ini hoaks menyebar begitu masifnya. Masyarakat mudahnya terpecah oleh berita-berita bohong. Semestinya guru itu menjadi intelektual yang mampu mengatasi itu semua. Guru yang intelektual inilah yang juga kurang saat ini.

Dalam seminar hari pertama tersebut, seluruh peserta yang berasal dari daerah seindonesia sangat antusias bertanya kepada para narasumber, yang dimoderatori s Komisioner KPAI, Retno Listyarti yang juga merupakan alumni UNJ. Para pembicara dan panitia sepakat, nanti hasil seminar ini akan dibukukan. Kemudian diberikan kepada pemerintah sebagai bentuk kontribusi ide pemikiran IKA UNJ untuk pembangunan pendidikan nasional ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

85  +    =  93