Studi Buktikan Aplikasi Data Gratis Facebook Mendukung Penuh Layanannya Sendiri
Techno

Studi Buktikan Aplikasi Data Gratis Facebook Mendukung Penuh Layanannya Sendiri

Channel9.id-Jakarta. Pada tahun lalu, Facebook membuat program Discover, yang dibangun untuk layanan internet gratis atau Free Basics. Program ini menawarkan pengguna di sejumlah negara, yang memberi data internet harian gratis, untuk mengakses situs web apa pun melalui web seluler dan aplikasi Android.

Discover menyederhanakan halaman web dengan mengaksesnya melalui server proxy. Ia akan meniadakan video dan audio, serta sejumlah gambar. Namun, sebuah penelitian baru menilai Discover mengistimewakan Facebook dan Instagram.

Baca juga: Facebook Beri Tahu Konten Kreator Soal Pembagian Komisi

Para peneliti dari University of California, Irvine, dan University of the Philippines mempelajari bagaimana layanan tersebut menyuguhkan konten dari situs web populer. Adapun Penelitian ini dilakukan pada musim panas lalu di Filipina, negara dengan tingkat penggunaan internet yang tinggi.

Dikutip dari Engadget pada Rabu (9/6), para peneliti menemukan bahwa Discover menampilkan Facebook dan Instagram dengan fitur yang nyaris utuh, sementara situs lain menjadi rusak atau sulit digunakan. Perpesanan tak berfungsi di Instagram, tetapi berfungsi di Facebook.

“Di Globe dan Smart [jaringan yang digunakan untuk menguji Discover], gambar di Facebook dan Instagram muncul, sementara sebagian besar atau semua gambar disunting dari setiap situs lain yang kami temui. Di beberapa situs, gambar hanya muncul untuk iklan,” tulis para peneliti.

Menurut laporan, Facebook dianggap berfungsi penuh, seperti juga Google, situs web Departemen Pendidikan Filipina, portal pekerjaan Jobstreet, dan situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Instagram, YouTube dan Yahoo, termasuk di antaranya yang semi-fungsional. Netflix, Roblox dan Twitter ditemukan tak berfungsi. Selain itu, tak mungkin masuk ke sejumlah situs, sebagian karena Discover memblokir gambar dalam pengujian CAPTCHA.

Facebook mengatakan kepada Rest of World—yang pertama kali melaporkan penelitian tersebut, bahwa pihaknya tak bermaksud untuk mendukung layanannya sendiri. Ini terjadi karena kesalahan teknis, yang kini sudah diselesaikan. Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa tidak mungkin memeriksa setiap situs di-render dengan benar melalui Discover karena volume yang tinggi.

“Ada kesalahan proxy di aplikasi Discover yang mengakibatkan pemuatan gambar yang tak konsisten di banyak situs web yang memuat gambar yang melibatkan pengalihan HTTP. Ini adalah kesalahan teknis yang telah diselesaikan dan semua situs web diproksi sama seperti yang dimaksudkan,” kata juru bicara itu.

Terlepas dari apakah Facebook mendukung layanannya sendiri secara disengaja, siapa pun bisa mempermasalahkan Discover. Sebab perusahaan seolah hanya menyarankan pengguna menggunakan platform mereka. Sebetulnya, ini bukan masalah baru.

India memblokir Free Basics pada 2016 karena masalah serupa, kemudian disusul Mesir lantaran Facebook menolak untuk mengaktifkan pengawasan pemerintah melalui layanan tersebut. Global Voices, lembaga nonprofit masyarakat, mengkritik Free Basics pada 2017 karena gagal berfungsi dengan baik dan hanya mendukung situs web yang terbatas, yang sebagian besar dari Amerika Serikat dan Inggris. Sehingga pengguna tak bisa mengakses layanan dan informasi lokal yang mungkin lebih bermanfaat bagi mereka.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

24  +    =  29