Channel9.id – Jakarta. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan bahwa produksi beras nasional saat ini surplus dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Tak hanya fokus pada ketahanan pangan domestik, Sudaryono menegaskan bahwa Indonesia juga siap berkontribusi pada ketahanan pangan global.
Hal itu disampaikan Sudaryono saat membuka acara International Fertilizer Producers Event di Bali pada Rabu (23/4/2025). Acara ini juga dihadiri pelaku industri pupuk dari berbagai negara.
“Sebagai Wakil Menteri, tentu saya prioritaskan masyarakat kita. Tapi kami juga ingin berkontribusi memberi makan dunia,” kata Sudaryono dalam siaran pers Kementerian Pertanian, dikutip Selasa (29/4/2025).
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025, produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton, sementara konsumsi beras domestik tercatat sekitar 10,37 juta ton.
Sudaryono menjelaskan program penyediaan air melalui pompanisasi dan pipanisasi memungkinkan petani menanam dua hingga tiga kali dalam setahun. Melalui program ini, lebih dari 2 juta hektare lahan berhasil dialiri air, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian yang sangat signifikan.
“Indeks pertanaman kita meningkat. Ini berarti produktivitas lahan juga naik. Satu kali tanam dalam setahun kini bisa menjadi dua hingga tiga kali. Ini capaian luar biasa,” tuturnya.
Dengan peningkatan produktivitas ini, kata Sudaryono, Indonesia semakin optimistis untuk mencapai swasembada beras. Apalagi, Perum Bulog telah menyerap 1,4 juta ton gabah dari target 2 juta ton pada bulan April 2025.
Menurutnya, jika target tersebut tercapai, Indonesia tidak lagi memerlukan impor beras.
Tak hanya itu, Perum Bulog juga diminta untuk menjaga pasokan dan produksi beras di tengah krisis yang dialami sejumlah negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia.
Di sisi lain, Sudaryono menegaskan peran penting pupuk dalam menjaga ketahanan pangan global. Terlebih di tengah tantangan besar akibat perubahan iklim dan meningkatnya populasi dunia.
Ia menyatakan, pupuk bukan sekadar bahan input pertanian, melainkan elemen utama dalam mencapai hasil pertanian yang optimal.
“Pupuk adalah tulang punggung ketahanan pangan. Tanpa pupuk, benih dan air saja tidak cukup untuk menghasilkan produksi yang optimal,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan stok cadangan beras pemerintah secara nasional saat ini mencapai 3,18 juta ton. Ia mengatakan, angka ini merupakan capaian tertinggi Indonesia dalam 23 tahun terakhir.
“Capaian kita saat ini, khususnya stok, itu 3.180.000 ton per hari ini. Itu tertinggi selama 23 tahun, bahkan bisa jadi itu selama (Indonesia) merdeka,” kata Amran di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Amran mengatakan angka stok beras yang saat ini berada di gudang Perum Bulog tersebut berkat kerja keras semua pihak, mulai dari kepala dinas pertanian, penyuluh pertanian lapangan (PPL), TNI-Polri, hingga BUMN seperti Perum Bulog dan Pupuk Indonesia.
Selain stok, Amran juga memaparkan produksi beras nasional saat ini naik signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, produksi beras nasional naik 50–62 persen pada periode Januari hingga April tahun ini.
“Ini berkat kerja keras kita atas perintah gagasan besar oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. Beliau luar biasa, menerbitkan Inpres dengan Perpres di saat kepemimpinan 100 hari. Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk,” ucap Amran.
Baca juga: RI Belum Mau Ekspor Beras Meski Stok Melimpah, Mentan Ungkap Alasannya
HT