Channel9.id-Jakarta. Google akan membuang sistem yang menjadikannya browser default di perangkat Android. Hal ini menyusul denda $5 miliar dan tuntutan antimonopoli pada 2018 di Eropa. Dengan demikian, pengguna di sana bisa memilih aplikasi dan layanan mana yang ingin mereka gunakan secara default di Android, selain Google.
Pengguna akan melihat sejumlah opsi browser default saat menyetel perangkat atau melakukan reset pabrik. Namun, tiga penyedia yang dihadirkan bersama Google Search telah ditentukan melalui proses bidding yang tertutup.
Baca juga: Google Akan Mempersulit Pengembang Melacak Pengguna Android
Sejumlah browser pesaing Google menyebut metode bayar untuk bermain tak adil dan melaporkannya kepada Komisi Eropa. Dilansir dari TechCrunch, Komisi Eropa kemudian berdiskusi dengan Google untuk mengatasi masalah tersebut.
“Menyusul masukan lebih lanjut dari Komisi, kami sekarang membuat beberapa perubahan terakhir pada Choice Screen, termasuk memungkinkan penyedia browser yang memenuhi syarat bisa berpartisipasi secara gratis,” tulis Kepala Kompetisi Google untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika Oliver Bethell, dikutip dari Engadget pada Kamis (10/6).
“Kami juga akan meningkatkan jumlah opsi browsert yang ditampilkan di layar. Perubahan ini akan berlaku mulai September tahun ini di perangkat Android,” sambungnya.
Nantinya akan ada hingga 12 opsi untuk memilih brower default, untuk pencarian di layar beranda dan Chrome—jika menggunakannya sebagai browse. Perangkat Anda juga mesti menginstal browser itu.
Hanya mesin pencari umum yang memenuhi syarat dan mereka harus memiliki aplikasi browser di Play Store. Mesin pencari vertikal (yaitu spesialis atau subjek khusus) akan dikunci. Penyedia yang berafiliasi dan iklan dari Google tak akan ditampilkan dalam daftar opsi.
Perubahan tersebut mulai berlaku untuk perangkat Android baru di Inggris dan Wilayah Ekonomi Eropa pada 1 September mendatang.
(LH)
