Tantangan Yasmin Napper Lakoni Peran Gadis Traumatis di Film ‘Musuh dalam Selimut’
Lifestyle & Sport

Tantangan Yasmin Napper Lakoni Peran Gadis Traumatis di Film ‘Musuh dalam Selimut’

Channel9.id-Jakarta. Membintangi sebuah film tentu ada tantangan tersendiri. Apalagi peran yang dilakoninya bukan peran biasa, tapi peran traumatis. Demikian dengan aktris Yasmin Napper yang mengungkap tantangannya melakoni peran gadis traumatis dalam film ‘Musuh Dalam Selimut’.

Dalam film arahan sutradara Hadrah Daeng Ratu ini, Yasmin Napper memerankan karakter Gadis, sosok perempuan yang berada di pusaran konflik emosional dan kepercayaan. Peran ini bagi Yasmin sangat menantang dan menuntutnya untuk menggali sisi batin karakter secara mendalam, seiring cerita yang bergerak perlahan namun penuh tekanan psikologis. Gadis digambarkan sebagai figur yang terlihat tenang di permukaan, tetapi menyimpan pergulatan perasaan yang kompleks di baliknya.

Yasmin mengaku proses membangun karakter Gadis terasa personal sejak awal.

“Mungkin pertama-tama aku mau berterima kasih sama Bu Hadrah. Ini kedua kalinya aku bekerja sama sama Bu Hadrah, dan dari awal beliau sudah ngasih tahu ceritanya sampai di set pun selalu menjelaskan segala hal dari hati,” kata Yasmin pada acara press screening dan press conference film ‘Musuh Dalam Selimut’, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/12/2025)

Lebih lanjut, dara kelahiran 22 November 2003 itu menerangkan, ia merasa pendekatan tersebut membuat emosi karakter lebih mudah tersampaikan dan terasa jujur saat dieksekusi di layar. Tak hanya soal arahan, kebebasan berimajinasi menjadi nilai tambah bagi Yasmin dalam memerankan Gadis.

“Aku suka banget sebuah cerita yang bukan biopik atau biografi, jadi aku bisa berimajinasi dan mengimplementasikan karakternya seperti apa,” terang artis yang mulai dikenal luas berkat perannya dalam serial ‘Love Story the Series’.

Bersama sutradara dan para pemain lain, Yasmin mengeksplorasi arah perkembangan Gadis, sehingga karakter ini tumbuh secara organik dan selaras dengan intensitas cerita Musuh Dalam Selimut.

Yasmin mengungkapkan bahwa karakter Gadis dalam Musuh Dalam Selimut memiliki lapisan emosi yang tidak sederhana. Ia menggambarkan Gadis sebagai sosok perempuan yang awalnya hangat dan penuh kepercayaan, namun dibayangi trauma kehilangan orang yang sangat ia cintai. Luka itu kemudian memengaruhi cara Gadis memandang hubungan dan rasa aman dalam hidupnya.

“Gadis di sini awalnya punya trauma kehilangan sosok yang dia sayang banget, dan itu ngebuat Gadis pada akhirnya saat dia sudah punya suami, saat dia hamil, dia mau menjaga itu dengan sepenuh hatinya karena sudah tidak sanggup kehilangan apa pun lagi,” beber Yasmin.

Seiring konflik berkembang, perubahan emosi Gadis terasa semakin tajam, terutama ketika rasa aman dalam pernikahannya mulai goyah. Yasmin menjelaskan bahwa respons Gadis bukan sekadar kecemburuan, melainkan bentuk penolakan terhadap kenyataan yang menyakitkan. “Saat ada sebuah hal yang terjadi yang bikin relationship dia nggak secure, dia tuh awalnya denial dulu, nggak terima bahwa ini nyata,” paparnya.

Menurut Yasmin, ledakan emosi di akhir cerita menjadi puncak perjalanan karakter tersebut, dari sosok yang mudah menerima siapa pun menjadi pribadi yang diliputi trust issues dan kemarahan yang tak lagi terbendung.

Yasmin Napper mengakui perannya sebagai Gadis di film Musuh Dalam Selimut menuntut perhatian ekstra pada detail-detail kecil yang kerap disorot penonton. Ia menyadari bahwa gestur sederhana, seperti ketukan jari hingga tatapan mata dalam pengambilan gambar close-up, menjadi elemen penting yang tak luput dari perhatian publik, terutama di media sosial.

Hal tersebut membuat proses aktingnya terasa lebih menantang sekaligus menuntut kedalaman emosi yang konsisten.

Yasmin menyampaikan, bahwa selama proses syuting ia banyak diarahkan untuk menggali ekspresi mikro yang sering kali tidak disadari.

“Dalam proses syuting ada gestur-gestur kecil, micro-expression yang Bu Hadrah gali dari aku. Itu sempat ada spoiler-nya dikit ya di Instagram, klip yang sudah keluar, Bu Hadrah nge-direct langsung masuk ke set dan langsung ngebantuin kita,” uraiannya.

Tantangan paling berat bagi Yasmin adalah menjaga emosi tetap stabil di tengah intensitas pengambilan gambar. “Kadang sebagai aktor, take pertama bisa 100 persen, tapi take kedua karena sudah keulang mungkin 90 persen. Take ketiga emosinya sudah nggak stabil karena capek,” tutur Yasmin.

Yasmin mengaku terbantu dengan kepekaan sang sutradara dalam membaca kondisi aktor di lokasi.

“Jadi, stamina-nya udah berkurang-berkurang-berkurang. Dan Bu Hadrah itu tahu cara kayak menyanyinya kembali. Dia juga tahu dari mata aku titik-titik di mana aku bisa tiba-tiba kehilangan emosi dan trying to fake it to make it sama yang emang genuine dari hati,” katanya.

Yasmin Napper mengungkap sisi emosional yang paling menyakitkan dari karakter Gadis dalam film Musuh Dalam Selimut. Menurutnya, rasa dikhianati tidak selalu soal perselingkuhan secara fisik, tetapi juga kebohongan yang terus diulang oleh orang yang paling dipercaya.

“Aku ngerasa diselingkuhin itu juga dihianatin tanpa aku tahu, jadi menurut aku perasaannya sih sama aja,” ujar Yasmin saat berbagi pandangannya tentang konflik batin Gadis.

Ia menambahkan, luka terdalam justru datang karena Gadis menaruh kepercayaan penuh pada Andika.

“Karena kebetulan aku percayanya sama Mas Dika, dan Mas Dika yang lebih dekat sama aku,” tegasnya.

Yasmin menyampaikan, kecurigaan muncul, Gadis memilih mencurahkan seluruh rasa tidak aman dan kegelisahannya kepada Andika, tanpa menyadari bahwa kebohongan terus terjadi.

“Waktu Gadis curiga pun, dia ceritakan semuanya ke Mas Dika, tapi Mas Dika bohong lagi, bohong lagi, dan bohong lagi. Jadi menurut aku lebih sakit Mas Dika karena Mas Dika-nya lebih dekat,” pungkas Yasmin.

Dalam film produksi Narasi Semesta bekerjasama dengan Unlimited Production dan Maxstream Studio ini, Yasmin beradu akting dengan Arbani Yasiz, Megan Domani, Fitria Rasyidi, Willem Bevers, Cakrawala Airawan, Chrismanto Eka Prastio dan Javed Khan King.

Film ini tayang di bioskop 8 Januari 2026.

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  83  =  87