Channel9.id – Jakarta. Pasukan militer Israel tidak akan diproses atas tewasnya Omar Assad yang mereka periksa, lalu ditarik paksa dari mobilnya, diikat, ditutupi matanya, dan ditinggal semalaman di pos pemeriksaan, Rabu (14/6). Disebut bahwa pria itu meninggal karena serangan jantung, disebut karena shock atas perlakuan yang ia terima dari pasukan Israel di pos pemeriksaan.
Para petinggi Palestina telah mendesak untuk para tentara Israel yang menahan Omar Assad di pos pemeriksaan di Tepi Barat, Jiljilya, agar ditindak di pengadilan internasional.
Advokasi Umum Militer Israel dalam pernyataannya di hari Selasa mengatakan kalau para tentara tersebut akan dikenakan hukuman pendisiplinan dari pihak militer.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa pria Palestina-Amerika tua itu, yang dulu pernah tinggal di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, meninggal karena penyakit jantungnya yang disebabkan oleh stress. Palestina menyebut bahwa ini tentu ada kaitannya dengan perlakuan petugas Israel di pos penjagaan.
Baca juga: Pasukan Israel Gusur Pemukiman di Ramallah, 6 Orang Ditembak
Omar meninggal pada bulan Januari 2022 setelah petugas dari Israel memborgol tangannya, kemudian sempat membungkamnya, dan kemudian ditutupi matanya, lalu ditinggal semalaman di jalanan aspal yang dingin. Israel mengklaim bahwa Assad menolak untuk menunjukkan kartu identitasnya saat diperiksa di pos pemeriksaan.
Saat ditemui di pagi hari, petugas Israel mengira bahwa Assad tertidur dan karenanya ia tidak diperiksa secara medis. Dilaporkan bahwa mereka meninggalkan Assad begitu saja. Assad ditemukan meninggal dengan borgol plastik masih mengikat tangannya.
Pada hari Selasa, militer Israel mengakui bahwa sikap pasukannya di pos penjagaan tidak sesuai dengan SOP.
Namun keputusan bahwa para petugas tersebut yang tidak akan diproses hukum adalah suatu hal yang membuat geram masyarakat Palestina.
Menurut pernyataan dari pihak militer, tidak mungkin untuk memastikan bahwa penyebab kematian Assad adalah karena perlakuan para petugas di pos pemeriksaan dan juga tidak mungkin pula bagi para petugas untuk mengetahui riwayat penyakit Assad pada saat itu.
Associated Press (AP) melaporkan bahwa dua komandan militer Israel akan diberhentikan dan dilarang bertugas di posisi militer senior selama dua tahun, dengan salah satunya akan mendapatkan teguran keras.
Berita mengenai tentara Israel yang tidak diproses hukum itu tak mengejutkan Nawaf Assad, adik Omar yang tinggal di Virginia, Amerika Serikat.
“Tak tahu bagaimana, Israel selalu mendapatkan apa yang mereka mau. Sudah jelas kalau tindakan itu adalah tindakan kriminal,” ujarnya.
(RAG)