Channel9.id – Jakarta. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengeklaim stok cadangan beras di gudang Bulog saat ini menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah. Saat ini, katanya, stok cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2 juta ton.
“Kita di gudang ada 2 juta ton, stok saya kira stok termasuk yang terbesar sepanjang sejarah. Kita punya stok cadangan kita di gudang Bulog ada 2 juta,” kata Sudaryono di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2025).
Ia menjelaskan, Bulog ditugaskan untuk menyerap sebesar 3 juta ton gabah dari petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram, apapun kualitasnya. Tujuan adanya aturan ini agar petani bisa lebih leluasa memperoleh pendapatan dengan harga yang terjamin dari pemerintah.
“Membeli dengan harga Rp6.500 at any quality dan jumlahnya harus 3 juta ton beras membeli dengan gabah. Itu aja tujuannya untuk menaikan HPP dari petani itu lebih tinggi sesuai dengan keinginan Presiden,” jelasnya.
Selain itu, ia juga memastikan penyaluran bantuan pangan beras akan dihentikan sementara selama panen raya. Upaya ini dilakukan untuk menjaga harga gabah di petani tetap stabil.
“Selama panen raya kita tidak ada bantuan pangan. Maksudnya tidak ada penyaluran berasnya sehingga supaya harga gabah di tingkat petaninya tetap terjaga. Kita akan berupaya untuk ke arah Rp6.500 per kilo gabahnya,” ujarnya.
Sudaryono juga memastikan produksi beras dalam negeri dapat mencukupi kebutuhan nasional sepanjang 2025. Hal ini dapat dilihat dari produksi beras pada awal 2025 mengalami kenaikan 48 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Insyaallah (tercukupi). Kalau kita lihat grafik di Januari, Februari, dan Maret itu kan dibandingkan Januari tahun lalu ada kenaikan 48 persen. Rata-rata Januari, Februari, Maret ada kenaikan 50 persen dari tahun sebelumnya,” tuturnya.
Meski begitu, pihaknya juga memastikan agar produksi beras dalam negeri tetap stabil. Salah satu caranya, menjaga semangat petani untuk terus menanam melalui harga gabah yang terjaga.
“Jangan sampai juga harga jualnya rendah sehingga gak semangat lagi nanem. Jadi ini tentu saja bukan satu hal yang begitu optimis kemudian selesai. Tapi kita terus kawal dari hari ke hari, dari minggu ke minggu realisasinya seperti apa gitu,” tegas Sudaryono.
Pemerintah mengalokasikan anggaran mencapai Rp39 triliun untuk menyerap 3 juta ton beras lokal pada Februari-April 2025. Seluruh dana tersebut diserahkan kepada Perum Bulog untuk melakukan pembelian gabah ke petani lokal.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mencatat, Bulog sudah memegang dana untuk menyerap beras lokal senilai Rp23 triliun.
Selain itu, Kementerian Keuangan juga telah menyetujui untuk menambah anggaran senilai Rp16,6 triliun dalam Rapat Koordinasi Terbatas tentang Pangan, Jumat (31/1/2025).
“Jadi, tidak ada alasan Bulog tidak dapat membeli dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah senilai Rp 6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen,” kata Zulhas di kantornya, Jumat (31/1/2025).
Baca juga: Permudah Bulog Serap 3 Juta Ton Beras, Pemerintah Sesuaikan Derajat Sosoh
HT