Channel9.id – Jakarta. Hari ini,Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memberlakukan perluasan kawasan ganjil genap untuk kendaraan bermotor. ( Senin/9/9).Sebanyak 28 ruas jalan yang memiliki gerbang tol yang biasanya ramai dilewati kendaraan pun terkena imbasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan sistem Ganji Genap.
Aturan ini menjelaskan bahwa dalam Ganjil Genap yang baru ini terdapat 25 ruas jalan yang terkena aturan ganjil genap.
Ganjil genap sendiri akan berlaku mulai pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB. Aturan ini tak berlaku pada hari Sabtu dan Minggu serta hari Libur Nasional.
Setelah sebelumnya sekadar
sosialisasi, kebijakan itu kini resmi diterapkan dengan konsekuensi tilang bagi
pelanggarnya. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan
kebijakan ganjil genap ini juga berimbas di 28 ruas jalan di sekitar gerbang
tol.
Jalan tol yang terkena ganjil genap, kata dia, ialah gerbang tol yang sejajar
dengan jalan yang terkena ganjil genap. Berdasarkan data Dinas Perhubungan DKI,
28 ruas jalan sekitar tol yang terkena ganjil genap antara lain:
1. Jalan Anggrek Neli Murni sampai akses masuk Tol Jakarta-Tangerang
2. Gerbang keluar Tol Slipi/Palmerah/Tanah Abang sampai Jalan Brigjen Katamso
3. Jalan Brigjen Katamso sampai Gerbang Tol Slipi 2
4. Gerbang keluar Tol Tomang/Grogol sampai Jalan Kemanggisan Utama
5. Simpang Jalan Palmerah Utara-Jalan KS Tubun sampai Gerbang Tol Slipi 1
6. Jalan Pejompongan Raya sampai Gerbang Tol Pejompongan
7. Gerbang keluar Tol
Slipi/Palmerah/Tanah Abang sampai akses masuk Jalan Tentara Pelajar
8. Gerbang keluar Tol Benhil/Senayan/Kebayoran sampai akses masuk Jalan Gerbang
Pemuda
9. Gerbang keluar Tol Kuningan/Mampang/Menteng sampai simpang Kuningan
10. Jalan Taman Patra sampai Gerbang Tol Kuningan 2
11. Gerbang keluarGerbang keluarTol Tebet/Manggarai/Pasar Minggu sampai simpang
Pancoran
12. Simpang Pancoran sampai Gerbang Tol Tebet 1
13. Jalan Tebet Barat Dalam Raya
sampai Gerbang Tol Tebet 2
14. Gerbang keluar Tol Tebet/Manggarai/Pasar Minggu sampai Jalan Pancoran Timur
II
15. Gerbang keluar Tol Cawang/Halim/Kampung Melayu sampai simpang Jalan Otto
Iskandardinata-Jalan Dewi Sartika
16. Simpang Jalan Dewi Sartika-Jalan Otto Iskandardinata sampai Gerbang Tol
Cawang
17. Gerbang keluar Tol Halim/Kalimalang sampai Jalan Inspeksi Saluran
Kalimalang
18. Jalan Cipinang Cempedak IV sampai Gerbang Tol Kebon Nanas
19. Jalan Bekasi Timur Raya sampai Gerbang Tol Pedati
20. Gerbang keluar Tol Pisangan/Jatinegara sampai Jalan Bekasi Barat
21. Gerbang keluar Tol Jatinegara/Klender/Buaran sampai Jalan Bekasi Timur Raya
22. Jalan Bekasi Barat sampai Gerbang Tol Jatinegara
23. Simpang Jalan Rawamangun Muka Raya-Jalan Utan Kayu Raya sampai Gerbang Tol Rawamangun
24. Gerbang keluar Tol Rawamangun/Salemba/Pulogadung sampai simpang Jalan Utan Kayu Raya-Jalan Rawamangun Muka Raya
25. Gerbang keluar Tol Rawamangun/Salemba/Pulogadung sampai simpang Jalan H Ten Raya-Jalan Rawasari Selatan
26. Simpang Jalan Rawasari Selatan-Jalan H Ten Raya sampai Gerbang Tol Pulomas
27. Gerbang keluar Tol Cempaka Putih/Senen/Pulogadung sampai simpang Jalan Letjend Suprapto-Jalan Perintis Kemerdekaan
28. Simpang Jalan Pulomas sampai Gerbang Tol Cempaka Putih
Dishub DKI pun menyarankan sejumlah ruas jalan alternatif untuk menyiasati perluasan kawasan ganjil genap itu, yakni:
Dari arah Timur: Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Suprapto-Jalan Salemba Raya-Jalan Matraman-dan seterusnya.
Dari arah Selatan: Jalan Warung Jati Barat-Jalan Pejaten Raya-Jalan Pasar Minggu-Jalan Soepomo -Jalan Saharjo- dan seterusnya.
Dari arah Timur: Jalan Akses Tol Cikampek-Jalan Sutoyo-Jalan Dewi Sartika-dan seterusnya
Dari arah Utara: Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya-Jalan Suryapranoto/Jalan Cideng dan seterusnya.
Kebijakan perluasan ganjil genap ini sendiri mengecualikan sejumlah kendaraan. Yakni, sepeda motor, angkutan khusus Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Gas, kendaraan pimpinan lembaga tinggi negara yang terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, dan sejumlah kendaraan pejabat negara.