Channel9.id – Jakarta. Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mendapatkan informasi soal dugaan mobilisasi pemilih ilegal di kawasan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kecurangan itu diduga dilakukan dengan modus memindahkan TPS pemilih.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterima, ada puluhan pemuda berbadan tegap dan berambut cepak mengaku sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Dramaga.
“TKN Prabowo Gibran mendapatkan informasi tentang dugaan mobilisasi pemilih secara ilegal dengan modus pemilih pindah TPS di Dramaga Bogor, Jawa Barat,” kata Habiburokhman di media center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
“Puluhan pemuda berbadan tegap dan berambut cepat mengaku mahasiswa, yang sedang melakukan penelitian mengajukan pindah TPS tetapi dengan dokumen yang janggal,” lanjutnya.
Habiburokhman mengatakan mereka membawa surat izin penelitian, namun tidak sesuai aturan yang berlaku. Menurutnya, puluhan pemuda itu juga mengaku melakukan kegiatan penelitian pada saat pencoblosan.
“Orang yang mengaku mahasiswa tersebut membawa surat tugas penelitian di Dramaga, namun surat keterangan penelitian tersebut harus dibarengi dengan ijin dari Kesbangpol. Mahasiswa tersebut tidak ada surat ijin penelitian dari Kesbangpol. Selain itu surat yang mereka bawa tidak ditandatangani dengan tandatangan basah namun hanya seperti stempel,” ujarnya.
Ia mengatakan Panita Pemilihan Kecamatan (PPK) Dramaga tidak mengabulkan permintaan orang yang mengaku sebagai mahasiswa tersebut karena melihat beberapa keanehan.
“PPK Dramaga jeli karena melihat beberapa keanehan dalam surat tugas tersebut, misalnya tanda tangan bukan basah, seperti scan. Lalu jumlahnya cukup banyak puluhan orang,” katanya.
Menurutnya, peristiwa ini bisa menjadi kecurangan yang masif dan terstruktur dalam kontestasi politik. Ia juga khawatir peristiwa ini nantinya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.
“Pemilih ilegal ini kan cukup bahaya ya, karena akan menggelembungkan jumlah pemilih, lalu tentu bisa kita khawatirkan ke arah mana suara yang dicoblos oleh para pemilih ilegal itu akan ada salah satu kontestan pemilu yang akan diuntungkan dan yang lain dirugikan,” jelasnya.
“Jadi yang kami lihat modus para pemilih ilegal seperti ini salah satu modus yang paling sering digunakan untuk melakukan kecurangan pemilu yang terstruktur sistematis dan masif,” imbuh Habiburokhman.
Habiburokhman tidak mau menuding instansi ataupun paslon manapun di balik peristiwa yang terjadi ini. Ia pun meminta Bawaslu untuk pro aktif menindaklanjuti temuan ini.
“Kami tidak dalam posisi menuduh institusi manapun, juga tidak menuduh paslon manapun, tapi kami meminta kepada Bawaslu untuk mengusut kasus ini, termasuk di dalamnya Sentra Gakkumdu,” katanya.
Baca juga: Ahok Sebut Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja, Begini Respons TKN
HT