Twitter Bubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanan
Techno

Twitter Bubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanan

Channel9.id-Jakarta. Twitter baru saja membubarkan “Trust and Safety Council” atau Dewan Kepercayaan dan Keamanan. Pemberhentian ini dilakukan melalui email, dan kurang dari satu jam sebelum eksekutif perusahaan melakukan rapat Zoom, lapor The Washington Post dan NPR.

Dilaporkan bahwa dewan itu seharusnya membahas perkembangan dan perubahan terkini di Twitter selama kepemimpinan Elon Musk. Namun, berdasarkan pemberhentian melalui email itu, dewan tak lagi diperlukan. Anggota dewan diberi tahu bahwa Twitter sedang “mengevaluasi ulang cara terbaik untuk memberi ‘insight’ ke pihak eksternal” dan dewan tersebut bukan lagi “struktur terbaik untuk melakukan hal itu”.

Twitter membubarkan grup beberapa hari setelah tiga anggota dewan itu mengundurkan diri. Melalui surat, ketiganya mengatakan bahwa kesejahteraan pengguna Twitter sedang menurun meski Musk mengklaim sebaliknya. Selain itu, lanjut mereka, eksekutif tak boleh diizinkan untuk menentukan keamanan digital.

Menanggapi berita kepergian mereka, Musk mengatakan melalui tweet bahwa “Ini adalah kejahatan bahwa mereka menolak untuk mengambil tindakan atas eksploitasi anak selama bertahun-tahun!”

Setelah tweet itu, NPR mengatakan beberapa anggota dewan yang tersisa menyurati Twitter dan menuntut untuk berhenti menyalahartikan peran dewan.

Disebutkan bahwa anggota Dewan Kepercayaan dan Keamanan bukanlah karyawan yang menangani moderasi di Twitter. Mereka juga tak punya wewenang untuk mengambil keputusan atau meninjau akun yang diblokir dan tweet tertentu. Mereka adalah sekelompok penasihat eksternal dari pakar dan organisasi antipelecehan, termasuk National Center for Missing & Exploited Children, YAKIN (Youth Adult Survivors & Kin in Need), the Samaritans, dan GLAAD. Semuanya menyumbangkan waktu untuk membantu Twitter dalam mencari tahu bagaimana melawan kebencian dan pelecehan.

Ketika Twitter dewan itu dibentuk pada 2016 lalu, tujuannya adalah untuk menjadikan Twitter sebagai platform yang tak begitu toksik. Sehingga “siapa pun, di mana pun bisa mengekspresikan diri dengan aman dan percaya diri.”

Melansir Engadget, Twitter mengatakan kepada Komite Perlindungan Wartawan bahwa pihaknya berencana untuk tetap terlibat dengan organisasi mitra melalui pertemuan kelompok.

Presiden CPJ Jodie Ginsberg mengatakan abahwa sebetulnya Dewan Kepercayaan dan Keamanan telah membantu platform seperti Twitter untuk memahami bagaimana mengatasi bahaya dan melawan perilaku yang menargetkan jurnalis.

“Keputusan hari ini untuk membubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanan sangat memprihatinkan, terutama karena ditambah dengan pernyataan yang semakin bermusuhan dari pemilik Twitter Elon Musk tentang jurnalis dan media,” lanjutnya.

“Dengan membubarkan [dewan], kami dipecat. Elon tak menginginkan kritik, dan dia benar-benar tak menginginkan saran dari dewan penasehat keselamatan, yang memungkinkan menyarankan mempekerjakan kembali beberapa staf yang dia singkirkan dan mengembalikan beberapa peraturan yang sudah dia singkirkan, dan mengubah perusahaan ke arah lain yang berbeda dengannya,” ujar Larry Magid, kepala eksekutif ConnectSafely nirlaba Silicon Valley.

Musk mengatakan pada Oktober bahwa dia akan membentuk dewan moderasi sebelum dia memulihkan kembali akun yang dilarang. Namun, di November, dia akhirnya mengaku masih menentukan keputusan akhir. Hingga kini, Twitter belum memperkenalkan dewan moderasi, namun Musk telah mengaktifkan kembali akun yang sebelumnya dilarang, seperti milik Donald Trump dan Andrew Anglin, pencipta The Daily Stormer neo-Nazi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =