Channel9.id-Jakarta. Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) bersama Institut Leimena menyelenggarakan Konferensi Internasional Literasi Kegamaan Lintas Budaya dengan tema “Human Dignity and Rule of Law for a Peaceful and Inclusive Society” (Martabat Manusia dan Supremasi Hukum untuk Masyarakat yang Damai dan Inklusif) sebagai rangkaian peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Dalam acara yang sedikitnya 30 narasumber akan hadir itu digelar selama dua hari, Senin-Selasa, 13-14 November 2023 di Jakarta. Gelaran ini diharapkan dapat semakin memperkuat komitmen dan solidaritas dalam menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dalam sebuah negara hukum.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM), Yasonna H. Laoly, menyatakan pentingnya literasi keagamaan lintas budaya di dalam masyakat dunia yang semakin multikultural dan saling terkoneksi satu sama lain.
“Dengan pemahaman dan penghormatan yang semakin tinggi terhadap perbedaan, maka masyarakat dapat menjadi lebih inklusif dan harmonis. Untuk itu, Kami di KemenkumHAM bersama the Leimena Institute telah bekerjasama untuk menyelenggarakan program pelatihan bagi para guru di tanah air terkait literasi keagamaan lintas budaya,” kata Yasonna dalam keynote speech-nya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho mengatakan di tengah meningkatnya tantangan terhadap kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia, menjadi momen yang tepat untuk merefleksikan kembali martabat manusia sebagai konsep dasar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Untuk itu, melindungi dan memajukan martabat manusia di semua sektor kehidupan masyarakat dalam kerangka negara hukum harus mendasari masyarakat yang damai dan inklusif. “Melindungi dan memajukan dimulai dengan menghormati. Menghormati martabat manusia juga berarti menghormati keragaman manusia,” kata Matius Ho.