video

(Video) Penembakan Brutal Kembali Terjadi di AS, 21 Orang Meninggal

Channel9.id-Amerika Serikat. Kejadian penembakan massal kembali terjadi di sebuah sekolah Amerika Serikat yang menewaskan 19 murid dan dua guru, Rabu (25/5/2022). Penembakan terburuk sejak hampir satu decade itu membuat Presiden Joe Biden mengajak warga Amerika untuk melawan kebijakan senjata di Amerika dan mendesak Kongress AS untuk memperketat kebijakan penggunaan senjata api

Pihak otoritas mengatakan kalau Salvador Ramos, 18 tahun, yang sempat menembak neneknya pada hari Selasa, pergi mengendarai mobil dan menabrakkan mobilnya dekat Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, lokasi dimana ia secara brutal menembak 21 orang sebelum ia sendiri tewas ditembak oleh polisi.

Para petugas kepolisian melihat kalau si penembak itu juga menggunakan rompi anti peluru dan menggunakan senjata laras panjang. Ia beraksi sendirian tanpa motif yang jelas.

Dalam pidatonya, Biden dengan tegas mengatakan: “Sebagai sebuah bangsa, kita harus bertanya kepada diri sendiri, kapan kita harus berdiri dan melawan kebijakan senjata di AS ini, kapan kita melakukan apa yang diri kita sendiri ini sudah tahu apa yang harus dilakukan,” tegasnya.

Biden menganggap pelobian senjata api ini telah menghambat kebijakan penggunaan senjata api yang lebih ketat. Ia kemudian memerintahkan bendera Amerika Serikat dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabungnya negara.

“Saya sudah muak dan lelah dengan semua ini. Kita harus segera bertindak,” ujarnya.

Penembakan massal ini kerap berujung menjadi unjuk rasa warga yang menyerukan diperketatnya pemeriksaan latar belakang pengguna senjata oleh si penjual senjata dan institut senjata api lainnya, namun langkah ini sudah berulang kali gagal.

Sekolah Dasar Robb sendiri menyekolahkan anak-anak kelas dua, tiga, dan empat SD, yang berarti para korban penembakan itu usianya rata-rata 7 sampai 10 tahun.

“Hati saya sangat hancur hari ini,” ujar Hal Harrell, pengawas distrik sekolah, kepada wartawan pada sore hari, suaranya bergetar karena terguncang emosi. “Kami hanyalah komunitas kecil dan kami butuh doa dari kalian semua agar kami bisa melalui ini semua,” lanjutnya.

Warga yang berada di daerah Hill Country, barat San Antonio itu dihuni oleh sekitar 16,000 warga. Menurut data sensus AS, hampir 80% warga tersebut adalah orang Hispanik atau Latin

Beberapa jam setelah kejadian mengerikan tersebut, polisi langsung membentangkan garis polisi disekitar sekolah. Mobil-mobil polisi dan kendaraan-kendaraan darurat lainnya tampak memenuhi daerah sekolah. Personel berseragam terlihat banyak berkumpul di dekat sekolaha, dan beberapanya ada yang mengenakan pakaian kamuflase dengan membawa senjata semi-otomatis.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  1  =