Nasional

Wacana Sejarah Jadi Mapel Pilihan, Praktisi Pendidikan: Matinya Masa Depan Bangsa

Channel9.id-Jakarta. Guru sejarah merespon rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memposisikan mata pelajaran Sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah menengah atas. Guru Sekolah Menengah Atas Harris Malikus menilai, kebijakan Kemendikbud tersebut sama saja mematikan masa depan bangsa.

“Kenapa ilmu sejarah harus mati karena tidak ada jam pelajaran di sekolah? Tentu saja karena sekolah memiliki jangkauan paling luas dari penyebaran ilmu pengetahuan. Dan di sekolah pula kita melihat siswa, peserta didik, dan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Matinya ilmu sejarah berarti matinya masa depan bangsa,” ujar pengajar sejarah SMA Sumbangsih Jakarta Selatan tersebut, Jumat (18/09).

Baca juga: Kemendikbud Siapkan Kurikulum Darurat

Harris mengatakan pelajaran sejarah penting untuk mengembangkan jati diri bangsa dan mengembangkan memori kolektif bangsa. Selain itu, kata dia, sejarah bagi peserta didik adalah agar mereka dapat menyelesaikan masalahnya, dan tidak mengulaginya di masa yang akan datang.

“Mengutip Hegel dalam berpikir Historis. Mereka dapat belajar tentang nilai-nilai universal yang d bangun oleh para pendahulu. Makanya tidak masuk akal mata pelajaran sejarah dijadikan pilihan, sedangkan sejarah adalah pintu masuk peserta didik mengetahui bangsanya lebih jauh,” tegas Harris yang juga Koordinator Taman Pembelajar Rawamangun itu.

Diketahui, kalangan akademisi dan pendidik akhir-akhir ini ramai mempertanyakan mata pelajaran sejarah berdasarkan informasi dari draf penyederhanaan kurikulum 2020 yang dikeluarkan pusat kurikulum Kemendikbud. Selain jadi pilihan di SMA, mapel sejarah di SMK bahkan akan dihilangkan.

Sementara, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Maman Fathurrohman mengatakan, penyederhanaan kurikulum masih dalam pembahasan dan belum final. Menurutnya, Kemendikbud terbuka jika ada masukan dan usulan dari kalangan akademisi dan para guru dilansir kompas.id, Jumat (18/09).

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  4  =