Channel9.id-Jakarta. Mulai Agustus ini, YouTube akan membayar konten kreator hingga $10.000 per bulan (atau Rp143 juta) yang membuat video di pesaing TikToknya, YouTube Shorts. Sebelumnya, perusahaan berencana untuk membayar $100 juta (atau Rp1,4 triliun) sepanjang tahun depan.
Dengan bayaran itu, bisa dibilang konten kreator bisa mendapat banyak uang. Sayangnya, pembayarannya tidak dijamin. Sebab bayaran itu bergantung pada berapa banyak orang membuat dan menonton Shorts per bulan. Selain itu, pembayaran juga bergantung pada lokasi masing-masing penonton konten kreator.
Baca juga: YouTube ‘Premium Lite’ Tawarkan Tontonan Bebas Iklan dengan Harga Lebih Murah
YouTube juga mengharuskan orisinalitas video. Unggahan ulang dan video yang ditandai dengan watermark dari platform lain—seperti TikTok, Snapchat, atau Reels—tak akan masuk ke saluran pembayaran.
Adapun saat ini, pembayaran hanya tersedia di 10 wilayah, termasuk AS, Inggris, India, dan Brasil, dan sebagainya. Perusahaan berencana akan memperluas daftar itu di masa mendatang.
Sebagaimana telah diketahui, konten kreator secara konvensional dibayar di YouTube berdasarkan iklan yang ditayangkan di video mereka—di mana jumlah penayangan iklan dan jumlah uang yang mereka terima berkaitan erat. Namun, di Shorts, YouTube tak akan menayangkan iklan di setiap klip.
Skema pembayaran seperti itu tampaknya semakin umum. TikTok dan Snapchat membayar konten kreator berdasarkan popularitas video mereka, bukan berdasarkan iklan. Ini bisa menguntungkan konten kreator, kendati kurang jelas perihal jumlah penghasilan yang bisa diperoleh konten kreator.
Di YouTube, dana tersebut menawarkan cara untuk memulai upaya late-in-the-game di layanan video pendek. Meskipun TikTok memiliki awal yang besar, YouTube pada akhirnya adalah YouTube—platform video yang sangat besar dan sangat populer—yang bisa memberi keunggulan saat mencoba Shorts.
Kepala Produk YouTube Neal Mohan menunjukkan bahwa YouTube tak mengharuskan konten kreator menggunakan Shorts untuk meningkatkan engagement mereka secara keseluruhan di platform.
“Tujuan kami di sana adalah untuk memberikan suara kepada setiap konten kreator. Jika mereka ingin melakukannya melalui film dokumenter berdurasi dua jam tentang topik tertentu yang mereka sukai, maka YouTube harus menjadi tempatnya. Jika mereka ingin melakukannya melalui Shorts 15 detik, yang menggabungkan hit favorit mereka dari artis musik favorit mereka, mereka seharusnya bisa melakukannya,” tuturnya, dikutip dari The Verge (4/8).
(LH)