Channel9.id-Turki. Turki ingin membeli 40 pesawat tempur F-16 buatan Lockheed Martin dan memodernisasi sekitar 80 perlengkapan pesawat tempurnya yang sudah ada, Jumat (8/10/2021). Langkah ini diambil disaat Turki ingin memodernisasi Angkatan Udaranya setelah pembelian jet F-35nya gagal.
Kesepakatan senilai miliaran dolar itu masih diproses di Penjualan Militer Asing yang nantinya akan dipertimbangkan lagi oleh Menteri Luar Negeri AS dan juga Kongress AS.
“Sesuai dengan kebijakan yang ada, Menlu tidak akan mengkonfirmasi atau mengkomentari perihal pengajuan pembelian senjata pertahan sampai mereka secara formal dibahas di Kongres,” ujar juru bicara Kemenlu AS.
Kedutaan Turki di Washington menolak untuk memberikan komentarnya.
Sebelumnya Turki ingin membeli lebih dari 100 jet tempur F-35 yang juga dibuat oleh Lockheed Martin, namun dibatalkan setelah mereka mendapatkan sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia.
Hubungan baik selama puluhan tahun di NATO telah mengalami gejolak pada lima tahun belakangan ini dikarenakan perdebatan di kebijakan Suriah, hubungan Turki yang lebih condong ke Rusia, ambisi angkatan lautnya di Mediterania timur, dijatuhkannya sanksi ke bank pemerintah Turki dan menurunnya HAM dan kebebasan di Turki.
Permintaan untuk pembelian jet itu nampaknya akan sulit mendapatkan persetujuan dari Kongress AS, dimana sentimen terhadap Turki sudah semakin memburuk selama beberapa tahun akhir ini, terkhusus setelah Turki mendapatkan S-400 dari Rusia.
Pembelian S-400 juga memicu sanksi dari AS. Di bulan Desember 2020, Washington memblacklist Direktorat Industri Pertahanan Turki, ketuanya, Ismai Demir, dan tiga pegawainya.
Sejak saat itu, AS berulang kali memperingatkan Turki untuk tidak membeli persenjataan dari Rusia. Namun minggu lalu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengindikasikan kalau Turki masih ingin membeli S-400 dari Rusia.
Ada dukungan bipartisan di Kongres AS untuk mendorong Biden terus menekan Turki, terutama setelah Turki membeli persenjataan Rusia.
Walaupun begitu Turki berharap agar hubungannya dengan AS dapat membaik dibawah kepemimpinan Joe Biden.
Laporan mengenai permintaan Turki ini pertama kali dilaporkan oleh media outlet Tinjauan Pertahanan dari Yunani.
(RAG)